Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Wali Kota Tegal Ngotot Lockdown Meski Dibenci

Supardji Rasban
27/3/2020 16:27
Wali Kota Tegal Ngotot Lockdown Meski Dibenci
Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono(Antara)

WALI Kota Tegal, Jawa Tengah, Dedy Yon Supriyono, ngotot untuk memberlakukan karatina wilayah atau lockdown selama empat bulan mulai 30 Maret.

"Kalau saya bisa memilih, lebih baik saya dibenci warga daripada maut menjemput mereka," ujar Dedy kepada jurnalis, Jumat (27/3).

Dedy mengaku kebijakan lockdown lokal sudah dipertimbangkan masak-masak yang tujuannya untuk keselamatan warga Kota Tegal dari ancaman penularan virus korona.

"Sudah saya pertimbangkan masak-masak dengan jajaran Pemkot Tegal," terang Dedy yang juga anak pemilik Perusahaan Otobus (PO) Dedy Jaya, Muhadi Setiabudi itu.

Baca juga: Warga Brebes Mulai Sulit Cari Jalan ke Tegal

Dedy mengaku sudah menyiapkan solusi antara lain dengan memberikan bantuan sosial melalui Dinas Sosial ke warga miskin atau yang terdampak dari kebijakan local lockdown.

Di sisi lain kebijakan local lock down yang bakal diberlakukan Pemkot Tegal mulai akhir Maret ini, masih dipertanyakan keabsahannya karena hingga kini belum ada surat edaran atau surat keputusan/SK secara resmi.

Baca juga: Kata Ganjar di Tegal Bukan Lockdown tapi Isolasi

Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Tegal Sri Primawati Indraswari enggan menjawab secara gamblang soal surat edaran/SK terkait kebijakan local lock down tersebut. "Itu yang berwenang menjawab bukan saya. Tanya ke Ketua Satgas Covid-19," ucapnya.

Baca juga: Pulang Kampung Harus Teken Pernyataan Wajib Karantina Mandiri

Dia membenarkan sudah mulai banyaknya perantau yang pulang kampung dari terutama dari Jakarta. "Iya saya dapat laporan sudah mulai banyak perantau yang pulang kampung. Mereka umumnya para pedagang warteg," tutur Sri Primarti.

Hanya saja, Pemkot Tegal baru mulai akan mendata besok (Sabtu, 28/3). "Belum, kami memang sudah berkoordinasi dengan para Lurah. Tapi belum ada pencatatan baru mulai besok," terangnya.

Menurut dia, nantinya semua perantau yang baru pulang dari kota-kota terutama yang dari Jakarta akan dicatat dan diperiksa kesehatan sebelum mereka masuk ke rumah masing-masing.

"Bila ternyata kondisi kesehatan mereka ada yang mengarah ke suspect virus korona akan kami isolasi sesuai standar yang berlaku," jelasnya.

Jajaran Pemerintah Kabupaten/Pemkab Tegal sudah lebih maju selangkah dalam menyikapi warga perantaunya yang pulang kampung. Seperti di Desa Rembul Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Pemerintah desa setempat telah menyiapkan Disinfektan Screening Room. Setiap warga yang baru pulang dari kota perantauan, wajib masuk Disinfektan Screening Room.

"Sebelum pulang atau masuk rumah perantau kami minta ke balai desa dulu. Cuci tangan dan masuk Disinfektan Screening Room bersama barang
bawaannya," tutur Kepala Desa Rembul Ibnu Efendi.

Sementara itu pemantauan Jumat (27/3), Kota Tegal lebih lengang ketimbang hari-hari sebelumnya.

Di kawasan Alum-alun Kota Tegal sudah tidak lagi para pedagang kaki lima. Padahal sebelumnya para pedagang kaki lima yang meramaikan Kota Bahari itu karena banyak warga yang berkumpul di alun-alun. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya