Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
TIM Gugus Penanggulangan Covid-19 Provinsi Sulawesi Selatan, baru saja kelar menggelar video konferen, terkait bertambahnya pasien positif korona menjadi 13 kasus. Angka yang relatif tinggi dibanding sehari sebelumnya yang hanya empat kasus. Tetiba notifikasi pesan di ponsel berbunyi. Saat dibuka, sebuah gambar sedikit buram terbuka. Itu adalah gambar sebuah kamar isolasi untuk pasien korona di Infection Center Rumah Sakit Umum Regional Wahidin Sudirohusodo, Makassar Sulawesi Selatan.
Foto tersebut, dikirim oleh salah satu dari sekian banyak pasien positif korona di sana. Pasien tersebut pada Rabu (25/3) adalah hari keempat ia menjalani perawatan di ruang isolasi tersebut. Ia mengaku dipindahkan ke ruang isolasi Selasa (23/3) malam.
"Ruang isolasi tersebut, bersebelahan dengan ruang isolasi sebelumnya. Saat masuk ke sini saya tidak banyak mengerti situasinya. Yang saya tahu adalah, ruang isolasi ini harus melewati banyak pintu, dan petugas medis yang bertugas di sini wajib menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) lengkap," tulis Ayu.
Setelah berpindah ruangan, ia baru mengaku lebih paham.
"Ruang isolasi saya sebelumnya digunakan sebagai ruang isolasi observasi, karena sebagian dindingnya adalah kaca, aktivitas saya dengan mudah terlihat oleh para petugas medis. Sedangkan, ruang isolasi di sebelahnya, tempat saya saat ini, adalah ruang perawatan tanpa dinding kaca," jelasnya.
"Dari ruang isolasi kaca sebelumnya, saya juga mudah melihat aktivitas para petugas medis. Mereka mengenakan APD berwarna biru, kuning dan putih. Yang berwarna biru adalah jas hujan tipis biasanya dijajakkan di pinggir jalan," sambungnya.
Ia menggambarakan, jika posisi tempat tidurnya, dekat dengan jendela kaca yang menghadap ke parkiran. Kalau bosan, ia memilih melihat-lihat ke arah luar jendela saja sudahbjadi hal yang cukup menyenangkan. Hal-hal yang biasanya mudah ia peroleh kini menjadi sulit.
"Contohnya sinar matahari dan udara segar. Benar, hal-hal menjadi lebih berarti setelah kita kehilangan. Semoga kehilangan ini hanya sementara," keluhnya.
Pasien tersebut melanjutkan bercerita, selama dua bulan ini, matanya, bahkan orang lain pun, mungkin akrab dengan APD yang dikenakan para petugas medis tersebut.
"Tapi mungkin kita tidak tahu bahwa seragam APD yang mereka kenakan basah karena keringat akibat kegerahan karena kostum ini wajib dikenakan seharian penuh," lanjutnya.
Saat mendapat tindakan, pasien itu mengaku mendengar tarikan nafas berat saat diperiksa, karena masker ketat dan berlapis yang wajib mereka kenakan seharian. Seharian di ruang isolasi tanpa pendingin udara bagi yang hanya memakai kaos oblong seperti dirinya saja sudah cukup berat.
"Tidak terbayang berjam-jam dengan kostum tertutup dari kepala hingga kaki itu," tuturnya berkeluh kesah, tanpa ia tahu sendiri, dari mana penyakit yang nenggerogoti paru-paru itu bisa menghampiri dirinya, padahal ia tidak punya riwayat bepergian keluar kota, kecuali mendampingi pejabat di sebuah instansi pemerintah di Sulsel, karena ia seorang aparatur sipil negara (ASN).
"Saya jadi berpikir, kondisi berat pasien dan petugas medis seimbang. Bahkan mereka lebih berat dengan tanggung jawab bekerja dengan risiko terpapar virus dari pekerjaan mereka. Saat semua menghidar, mereka yang berada di garda terdepan. Kalimat ini sangat tepat," lanjutnya lagi.
Bahkan saat keluarga tidak bisa berdekatan, ia mengaku, jika mereka, para tim medis inilah, menjadi yang terdekat memeriksa suhu tubuh dengan menyentuh kulit pasien, memberi semangat secara langsung meski tanpa wajah yang bisa ia kenali.
"Ucapan terima kasih mereka setelah memeriksa disituasi yang kurang beruntung ini menambah getir perasaan saya. Semoga mereka dijauhkan dari segala marabahaya, keluarga mereka dilindungi dengan kasih sayang Tuhan, dan semoga kondisi ini segera berlalu," tutur ibu yang masih punya anak balita ini.
Meski kondisinya memprihatinkan, karena berada di ruang isolasi dan tidak bisa bertemu keluarga di luar sana, ia malah merasa sedih melihat resleting baju APD yang dikenakan salah satu perawat telah rusak.
baca juga: Pulang Dari Abu Dhabi, Warga Kota Tegal Positif Covid-19
"Saat ini jam di ponsel saya menunjukkan pukul 08.11, dan barusan seorang perawat masuk membawakan sarapan. Saya sempat mengambil gambarnya saat ia mendekati bilik saya. Ia berseragam kuning, dan sepertinya ia memakai APD dan syukurnya bukan jas hujan tipis," pungkasnya.
Saat ini, di Sulsel, selain 13 orang yang dinyatakan positif korona, dan seorang diantaranya meninggal dunia, masih ada 158 masuk dalam kategori orang dalam pementauan, 36 di antaranya sudah sehat. Dan masih ada 89 lainnya pasien dalam pengawasan, rinciannya 81 orang masih dirawat di rumah sakit dan 8 sisanya sudah dinyatakan sehat. (OL-3)
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan.
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
Pemberian berbagai bansos diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Saya beserta jajaran anggota DPRD DKI Jakarta turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulang ke Rahmatullah sahabat, rekan kerja kami Hj. Umi Kulsum."
Para peneliti melengkapi setiap relawan dengan pelacak kontak untuk merekam rute mereka di arena dan melacak jalur aerosol, partikel kecil yang dapat membawa virus.
Mensos Juliari berharap bantuan ini berdampak signifikan terhadap perputaran perekonomian lokal.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved