Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
PRESIDEN Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin telah menetapkan salah satu fokus utama kerjanya adalah membangun sumber daya manusia (SDM) unggul. Berbagai rencana strategis telah disiapkan untuk memastikan angka kasus kekerdilan (stunting) bisa ditekan sesuai target turun 10% dalam lima tahun mendatang.
Selain alokasi anggaran di bidang kesehatan, pemerintah melakukan penguatan program promotif dan preventif lewat pemenuhan gizi dan imunisasi balita, serta edukasi publik tentang pentingnya pola hidup sehat untuk menekan angka penyakit tidak menular.
Konvergensi penurunan stunting pun diperluas di 260 kabupaten dan kota. Salah satu yang menjadi daerah sasaran nasional penekanan angka kasus stunting tahun ini adalah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sampai akhir tahun lalu terdapat sebanyak 3.725 bayi di lima tahun (balita) yang mengalami stunting atau sekitar 7,73% dari total 58.000 balita. Kondisi ekonomi serta buruknya pola asuh menjadi penyumbang gizi buruk di kabupaten ini.
Berbagai studi menunjukkan pengetahuan gizi sangat mempengaruhi persepsi, pemilihan, dan pola makan masyarakat. Sayangnya, literasi gizi di Indonesia masih rendah, mengakibatkan banyak terjadi mispersepsi dan orang tua yang keliru memberikan asupan gizi untuk anak.
Pengetahuan tentang susu misalnya, sebagian masyarakat beranggapan semua susu adalah sama. Bahkan setiap minuman yang berwarna putih pun diasumsikan sebagai susu yang dapat memenuhi kebutuhan anak.
Oleh karena itu regulasi dan pengawasan pangan oleh pemerintah yang dalam hal ini adalah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan juga kontrol sosial dan edukasi oleh organisasi juga memegang peran penting.
Terkait masih rendahnya edukasi gizi di Indonesia, Yayasan Abhipraya Insan Cendikia Indonesia (YAICI) berkerja sama dengan PP Mulimat Nahdatul Ulama menyelenggarakan acara 'Sosialisasi Bijak Mengkonsumsi Susu Kental Manis' di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (20/2).
Dalam sambutannya, Gubernur DIY Hamengkubuwono X yang dibacakan Drh. Berty Murtiningsih, Pelaksana Harian Kadinkes DIY mengatakan telah banyak beredar berita tentang dampak susu kental manis untuk anak-anak di daerahnya.
"Tapi masih banyak orang tua yang belum menyadarinya efek negatif susu kental manis (SKM). Selama ini ada yang menganggap SKM adalah minuman yang direkomendasikan untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan anak," tutur Berty.
Peneliti Intistut Pertanian Bogor (IPB), Dr Dodik Briawan mengatakan kadar gula dalam kental manis, tidak cocok dikonsumsi anak secara rutin. Kandungan susunya hanya 2-5,5 gram lemak jenuh yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan kardiovaskure, kardiovaskuler.
“Saya mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini. Bagi saya ini adalah urusan generasi masa depan Indonesia. Ini kerja besar dan perlu kerjasama lintas sektor. Pemerintah tidak bisa sendirian membangun generasi emas,” ujar Berty Murtiningsih yang juga Kabid Pengendlian Penyakit Dinkes DIY.
“Sebenarnya kandungan gula dan susu dalam kental manis sudah ada dalam labelnya. Jadi kita sebagai konsumen harus bijak. Dalam label juga sudah tertera kental manis tidak untuk bayi di bawah 1 tahun," kata Dr Diah Tjahjonowati, M.Si.,Apt mewakili Kepala Balai POM DIY.
"Tetapi di bawah tiga tahun juga tidak bagus karena akan membuat anak adiksi dan menolak makanan yang manisnya di bawah SKM,“ papar Diah.
Sementara ini dalam sambutannta, Ketua Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial PP Muslimat NU, dr Erna Yulia Sofihara mengatakan selama ini kita ketahui banyak konsep yang salah terutama ibu-ibu bahwa kental manis dianggap susu, padahal kandungan gulanya tinggi susunya rendah.
"Jadi perlu hati-hati bila dikonsumsi anak. Sejatinya Kental manis adalah toping. Di acara hari ini juga dilombakan makanan dengan kreasi kental manis agar masyarakat tau peruntukan yang sebenarnya,” ujar Erna. (RO/OL-09)
Masih tingginya kasus anemia akibat kekurangan zat besi pada anak Indonesia menjadi tantangan menuju Generasi Emas 2045.
BADAN Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui program Rumah Sehat BAZNAS Berau mengadakan program layanan pencegahan stunting dan upaya kesehatan kaise (UKK).
Keberhasilan Sergai dalam menurunkan angka stunting secara signifikan menjadi tolok ukur untuk pencapaian angka nol persen.
Menteri Wihaji menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 15 ribu orangtua asuh yang siap diturunkan untuk mendukung program super prioritas di lapangan.
Turunnya angka stunting tak terlepas dari peran lintas sektor. Sebab, penanganan stunting tak bisa hanya dilakukan Dinas Kesehatan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono, menyoroti minimnya dukungan Pemprov terhadap kader posyandu.
Dana Keistimewaan DIY 2026 akan dipangkas lebih dari 50% hingga menjadi Rp500 miliar Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, berat jika harus melakukan lobi-lobi
PEMERINTAH pusat merencanakan pengurangan Dana Keistimewaan (Danais) bagi DIY, sebesar 50%, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengatakan pemda perlu mencari sumber dana lain
KASUS Leptospirosis di Kota Yogyakarta dilaporkan meningkat signifikan meski musim hujan telah berakhir. Diduga, peningkatan kasus tersebut berkaitan dengan persoalan sampah.
Merayakan Hari Kemerdekaan. Indonesia bisa dengan mendatangi beragam tempat bersejarah dan sarat makna budaya.
Landasan hukum untuk menindak tegas fenomena ini sudah ada, yaitu Instruksi Gubernur DIY Nomor 5 Tahun 2024 tentang Optimalisasi Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier berkunjung ke Yogyakarta, Magelang, dan Semarang di Jawa Tengah pada 11-13 Agustus 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved