Tangkal Radikalisme, Kapolres Rembang Sowan ke Pesantren

Tri Subarkah
15/2/2020 09:51
Tangkal Radikalisme, Kapolres Rembang Sowan ke Pesantren
Kapolres Rembang AKBP Dolly dan pengasuh pondok pesantren Kauman, Lasem, Gus Zaim, Jumat (14/2).(MI/Tri Subarkah)
KAPOLRES Rembang AKBP Dolly Arimaxionari Primanto melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Kauman, Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Selain bersilaturahmi kepada pengasuh pondok, Dolly juga memberikan pemaparan mengenai bahaya radikalisme di hadapan para jamaah.

"Kami dari Polres Rembang dan jajarannya sangat atensi sekali dengan perintah Bapak Kapolri terkait dengan radikalisasi dan intoleransi yang memang berkembang saat ini," kata Dolly di Rembang, Jawa Tengah, Jumat (14/2).

Dolly menyebut Lasem sebagai tempat yang heterogen. Kerukunan umat beragama di wilayah itu, lanjutnya, berjalan dengan baik dan dapat dijadikan barometer toleransi antarumat untuk seluruh kecamatan yang ada di wilayah Rembang.

Saat memberikan pemaparan, Dolly juga menekankan pentingnya menyaring informasi yang bermunculan di media sosial. Ia mendorong masyarakat untuk membaca pesan broadcast dengan seksama sebelum menyebarkan ke orang lain.

"Kita harus saring sebelum sharing," ucapnya.

"Sekarang tinggal kepada milenialnya, kaum remajanya, karena saya akan intens lebih kepada medsos. Karena sangat penting masalah medsos ini akan mudah sekali kita terprovokasi," imbuh Dolly.

Pihaknya juga memastikan bahwa untuk memberikan pemaparan terhadap radikalisme, kunjungan ke pesantren lain juga akan rutin dilakukan. Selain itu, Polres Rembang juga akan membentuk Millenial Penjaga Rembang (MPR).

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Kauman, KH Zaim Ahmad Ma'soem mengatakan kehidupan di Lasem berjalan dengan cair. Bahkan bangunan pesantrennya dikelilingi oleh pemukiman warga Tionghoa.

"Masyarakat yang plural dan heterogen itu justru kebanyakan menumbuhkan nilai-nilai toleransi yang sangat tinggi. Contoh di perumahan, karena di perumahan terdiri dari latar belakang pendidikan, budaya, sosial, ekonomi yang berbeda-beda, mereka biasanya datang ke situ saling menghargai antara satu dengan yang lain," ujar Gus Zaim. (Tri/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya