Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
EMPAT pulau yang timbul kembali ke permukaan laut di kawasan kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, kini semakin diminati wisatawan lokal dan mancanegara.
Pulau-pulau kecil nan indah ini berada diantara puluhan gugusan pulau lain dalam wilayah Kecamatan Pulau Banyak dan Kecamatan Pulau Banyak Barat.
Sebelumnya pulau yang tidak ditumbuhi pepohonan itu sempat tenggelang saat tsunami Aceh, 2004 silam. Baru tampak lagi ke permukaan Samudera Hindia itu setelah 12 tahun tsunami berlalu atau sekitar 2016.
Sebelum tsunami datang, di pulau itu memang tidak dihuni penduduk. Hanya ditumbuhi hutan dan pohon kelapa. Setelah timbul kembali hanya bagian bawah pokok kelapa yang masih tersisa.
Warga Aceh Singkil belum menamakan pulau-pulau yang tidak berpenghuni itu. Mereka hanya menyebutnya gosong pasir (pulau pantai pasir).
Baca juga : Gedung Tempat Evakuasi Tsunami di Pidie tidak Terurus
Pengunjung datang ke pulau tersebut untuk menikmati keindahan bawah laut perairan Samudera Hindia dan mandi di tepi pantai yang memiliki pasir putih bak permadani.
Hal paling menarik yakni ada ribuan burung camar setiap hari hinggap di pulau tersebut.
Pegiat wisata di Aceh Singkil, Adi Novri, Kepada Media Indonesia, Jumat (20/12) mengatakan, biasanya pulau itu muncul saat air surut. Lalu ketika air pasang, keberadaannya kembali hilang ditelan laut biru.
Adapun ribuan burung hinggap disitu pada waktu siang ketika pulau tampak ke permukaan samudera.
Hal itu lah yang membuat pemandangan sangat indah sehingga menjadi daya tarik pengunjung. Sedangkan saat malam hari, kawanan burung camar menghilang ke pulau lain.
Baca juga : Masyarakat Aceh Diundang Hadiri Peringatan 15 Tahun Tsunami
"Rombongan burung camar lebih suka mencari ikan kecil sekitar air dangkal pulau ini. Walaupun perjalaan laut sekitar 4 jam naik kapal ferry dari daratan Aceh Singkil, ditambah sekitar 30 menit dari Pulau Balai, Ibu kota Kecamatan Pulau Banyak, tapi keindahannya sangat mempesona pengunjung," Tutur Adi Novri.
Catatan Media Ondonesia, dibalik fenomena alam tsunami Aceh Desember 2004 lalu, juga tersimpan banyak hikmah dan berkah untuk kehidupan warga di Serambi Mekkah.
Tsunami telah meluluh lantakkan kawasan pesisir Aceh hingga menewaskan sedikitnya 250.000 jiwa melayang di provinsi paling barat Indonesia itu.
Adapun hikmah yang datang setelahnya, telah menyadarkan manusia tentang kekuasaan Ilahi.
Setelah itu datang bantuan melimpah dari berbagai negara donor di dunia sehingga merubah wajah provinsi Aceh dengan pembangunan jutaan rumah, ribuan gedung, ribuan kilometer badan jalan. Kemudian ratusan ilmuan atau peneliti tsunami lahir karena diawali bencana maha dahsyat itu. (OL-7)
Dari jumlah jemaah asal Aceh kali ini (tahun 2025), 4.378 orang, sebanyak 12 di antaranya telah wafat di Arab Saudi.
Muslim, penjaga rumah Cut Meutia, mengaku telah berulang kali melaporkan kondisi kerusakan parah pada beberapa bagian bangunan Rumah Cut Meutia.
HARGA cabai merah di kawasan Provinsi Aceh, sejak sepekan terakhir turun.
Turunnya harga tersebut dapat memengaruhi semangat petani dan pekerja. Apalagi hal itu bisa berdampak beruk roda berekonomian warga sekitar.
Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid memuji langkah Presiden Prabowo Subianto yang memutuskan empat pulau milik Aceh.
DEMAM batu akik seolah menjadi epidemi yang melanda masyarakat Indonesia saat ini
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved