Musim Tanam Mundur, Petani Tanam Jagung

Ferdinandus Rabu
09/12/2019 12:18
Musim Tanam Mundur, Petani Tanam Jagung
Mundurnya musim tanam membuat petani memilih menanam jagung dan ubi.(MI/Palce Amalo)

MUSIM hujan belum tampak di Kabupaten Flores Timur, NTT. Akibatnya musim taban juga mengalami kemunduran. Sejumlah upaya terus dilajukan untuk menjaga ketahanan pangan dengan tanaman tahan kekeringan.

Beberapa petani di Desa Aransina, Kecamatan Tanjung Bunga  saat ini berusaha mengoptimalkan lahan sekalipun musim hujan belum juga tiba. Lahan sawah merupakan sawah tadah hujan, sehingga mundurnya musim tanam ini membuat para petani beralih menanam ubi dan jagung di lahan kering.

Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Tanjung Bunga, Andreas Aran mengakui walaupun musim tanam belum tiba karena masih menunggu musim hujan, sejumlah petani sudah mulai menanami jagung untuk pangan alternatif demi menjaga stok pangan di daerah.

"Stok pangan petani sejauh ini masih aman. Memang musim tanam kali ini mengalami kemunduran, karena hujan juga belum pasti. Namun ada beberapa kelompok tani yang memaksimalkan lahan mereka dengan tanaman pangan selain padi, yaitu jagung jenis komposit, untuk menjaga ketersediaan pangan di daerah ini," kata Andreas, Senin (9/12/2019).

Selain itu para petani juga giat membuka lahan baru sambil menunggu hujan turun. Ketua kelompok Tani Bela Bukit, Frans mengakui, petani saat ini tidak berpangku tangan menunggu musim tanam. Mereka memaksimalkan lahan kosong untuk bercocok tanam.

"Saat ini kami sudah mulai menanam padi karena sawah kami merupakan sawah tadah hujan. Untuk menjaga ketersediaan pangan, kami menanami lahan dengan jagung komposit bantuan pemerintah. Untuk 6 kelompok tani di desa ini, pemerintah memberikan bantuan bibit jagung komposit sebanyak 2,5 ton. Kelompok kami mendapat 250 kilogram bibit jagung untuk lahan seluas 10 hektar, sehingga kami akan tanam jagung sebelum musim tanam tiba. Setelah itu baru persiapan untuk tanaman padi jika musim hujan dan musim tanam tiba nanti," ungkap Frans.

baca juga: NTT Ajukan Klaim Kompensasi ke Australia di PBB

Selain itu juga dipersiapkan sumur tanah dangkal untuk persiapan musim hujan.

"Target Kami dapat meningkatkan hasil produksi 5 hingga 6 ton untuk lahan kami yang seluas 10 hektar," sambung Frans.  (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya