PUPUK bersubsidi jenis urea, SP-36 dan NPK Phonska saat ini langka di kawasan Provinsi Aceh. Banyak petani belum memupuk lahan sawah milik mereka. Padahal usia tanaman padi sudah berkisar 10 hinga 15 hari.
Hanafiah, tokoh masyarakat di Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie, mengatakan kelangkaan pupuk bersubsidi itu paling dirasakan oleh petani penggarap. Pasalnya mereka adalah warga miskin yang hanya menggarap tanah orang lain. Para petani penggarap tidak sanggup beralih ke pupuk non subsidi.
"Kalau sudah demikian, sering si pemilik lahan mengambil alih tanah sawah itu. Tahun depan diserahkan ke penggarap lain. Karena dia tidak mau menahan rugi. Hal ini cukup kita sayangkan nasib petani penggarap" tutur Hanafiah, Senin (9/12/2019).
Selain di Kabupaten Pidie, kelangkaan pupuk jenis urea, SP-36 dan NPK Phonska juga terjadi di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur. Untuk menutupi kebutuhan pupuk sebagian petani beralih ke pupuk non subsidi. Adapun sebagian petani lain harus menggunakan pupuk organik yang dijual di pasaran seharga Rp50 ribu/sak ukuran 20 kg. Ada juga yang mencapuri pupuk kimia dan sebagian lagi pupuk organik.
baca juga: Nasdem NTT Targetkan Menang Pilkada di 9 Kabupaten
"Kalau sawah sendiri bisa kita menggunakan campuran, asalkan menutupi kebutuhan. Tapi kalau petani penggarap tentun pemilik sawah itu tidak mau begitu" kata M Thaib, petani di Desa Blang Ara, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara. (OL-3)