Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
BERSAMAAN tradisi Sekaten, Keraton Yogyakarta menggelar pameran di Kagungan Dalem Pagelaran dan Siti Hinggil Keraton Yogyakarta. Pameran yang menampilkan barang-barang miliki Sri Sultan Hamengku Buwono I itu akan dibuka hingga Sabtu (9/11) mendatang.
Wakil Ketua Panitia Pameran, GKR Bendoro, Jumat (1/11) mengatakan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Sekaten tahun 1953 Saka (Jawa) ini tidak diikuti dengan pasar malam di Alun Alun Utara sebagaimana biasa dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
GKR Bendoro menjelaskan, tidak diadakannya pasar malam itu sebagai upaya untuk mengembalikan tradisi tersebut ke inti pokok Sekaten.
"Dhawuh Ngarso Dalem (perintah Sri Sultan) untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat inti dan pokok Sekaten bukan pasar malam, tapi Sekaten itu sendiri," kata Gusti Kangjeng Ratu Bendoro.
Namun pada Sekaten tahun ini, Keraton Yogyakarta menggelar pameran yang menghadirkan tema besar tentang Sri Sultan Hamengku Buwono I.
"Untuk tahun ini kami mendedikasikan pameran Sekaten untuk Sri Sultan Hamengku Buwono I," jelasnya.
Menurut Gusti Kangjeng Ratu Bendoro, sejarah panjang dari perjuangan Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I, Keraton Yogyakarta mencoba menggelar pameran tematik perdana dengan tema 'Sri Sultan
Hamengku Buwono I: Menghadang Gelombang, Menantang Zaman'.
Menurut GKR Bendoro, lewat pameran ini, masyarakat diajak untuk menafsirkan sejarah Pangeran Mangkubumi melalui berbagai karya budayanya.
"Ada biografi tentang beliau Sri Sultan Hamengku Buwono I dan bagaimana perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono I dalam membangun Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat," katanya.
Dalam pameran itu, terdapat kitab Babad Nyagogyakarta dan tandu Kangjeng Kyai Tandhu Lawak. Tandu Kangjeng Kyai Tandhu Lawak merupakan tandu tertua di Keraton Yogyakarta.
Tandu ini selalu digunakan Sri Sultan Hamengku Buwono I ketika akan beraktivitas di luar keraton khususnya untuk melaksanakan solat jumat di Masjid Gede para era setelah 1790. Tandu ini diusung oleh empat orang di depan dan empat orang di belakang serta diikuti abdi dalem pembawa payung dan abdi dalem pembawa sapu.
Di sisi lain, kitab Babad Ngayogyakarta, menceritakan sejarah Yogyakarta mulai dari Perjanjian Gianti (Palihan Nagari) 1755 yang memecah Kerajaan Mataram menjadi dua, Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
Dalam manuskrip tersebut dijelaskan pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) hingga jatuhnya Keraton Yogyakarta ke tangan Inggris (1812) pada peristiwa Geger Sepehi (Perang Sepoy). (OL-09)
Di Kelompok Umur (KU) 12, SD Kanisius Duwet menjadi juara setelah menang atas MIS Al Islamiyah Grojogan.
Keberadaan Kopi Sleman pun diharapkan dapat semakin mendukung iklim pariwisata di kabupaten yang berada di kaki Gunung Merapi sisi Selatan.
DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta menemukan satu kasus covid-19.
Sebanyak 351 penari terpilih dari Sabang sampai Merauke, kini memasuki masa karantina dan mengikuti latihan intensif untuk mempersiapkan pertunjukan Pagelaran Sabang Merauke.
GO Lucky Bike hanya tersedia untuk tamu Kotta GO Yogyakarta menjadikannya pengalaman eksklusif yang tak bisa Kottalites temukan di tempat lain.
Total ada 1.299 penggerobak sampah dan pasukan kuning DLH Kota Yogyakarta.
Punya rencana liburan yang berbeda dari biasanya? Mengunjungi museum olahraga di berbagai penjuru dunia bisa jadi pilihan liburan yang tak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan sejarah.
UPAYA segera menindaklanjuti proses repatriasi sejumlah benda bersejarah ke tanah air merupakan bagian penting dalam pembangunan sektor kebudayaan nasional.
Pengetahuan tentang kriteria sebuah warisan zaman dulu dapat diklasifikasikan sebagai cagar budaya masih minim di tengah masyarakat Indonesia.
Pada Juli lalu, kolektor seni asal Australia, Michael Abbot telah menghibahkan enam lembar Al-Quran tulis tangan abad ke 17 kepada Museum Negeri NTB.
Selama kunjungan ke Burkina Faso pada 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mengembalikan ‘warisan’ Afrika ini dalam waktu lima tahun.
Benda-benda yang disita itu antara lain, patung gajah batu kapur dari Timur Tengah kuno hingga sebuah patung abad ketujuh dari Tiongkok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved