Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
BERSAMAAN tradisi Sekaten, Keraton Yogyakarta menggelar pameran di Kagungan Dalem Pagelaran dan Siti Hinggil Keraton Yogyakarta. Pameran yang menampilkan barang-barang miliki Sri Sultan Hamengku Buwono I itu akan dibuka hingga Sabtu (9/11) mendatang.
Wakil Ketua Panitia Pameran, GKR Bendoro, Jumat (1/11) mengatakan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Sekaten tahun 1953 Saka (Jawa) ini tidak diikuti dengan pasar malam di Alun Alun Utara sebagaimana biasa dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
GKR Bendoro menjelaskan, tidak diadakannya pasar malam itu sebagai upaya untuk mengembalikan tradisi tersebut ke inti pokok Sekaten.
"Dhawuh Ngarso Dalem (perintah Sri Sultan) untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat inti dan pokok Sekaten bukan pasar malam, tapi Sekaten itu sendiri," kata Gusti Kangjeng Ratu Bendoro.
Namun pada Sekaten tahun ini, Keraton Yogyakarta menggelar pameran yang menghadirkan tema besar tentang Sri Sultan Hamengku Buwono I.
"Untuk tahun ini kami mendedikasikan pameran Sekaten untuk Sri Sultan Hamengku Buwono I," jelasnya.
Menurut Gusti Kangjeng Ratu Bendoro, sejarah panjang dari perjuangan Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I, Keraton Yogyakarta mencoba menggelar pameran tematik perdana dengan tema 'Sri Sultan
Hamengku Buwono I: Menghadang Gelombang, Menantang Zaman'.
Menurut GKR Bendoro, lewat pameran ini, masyarakat diajak untuk menafsirkan sejarah Pangeran Mangkubumi melalui berbagai karya budayanya.
"Ada biografi tentang beliau Sri Sultan Hamengku Buwono I dan bagaimana perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono I dalam membangun Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat," katanya.
Dalam pameran itu, terdapat kitab Babad Nyagogyakarta dan tandu Kangjeng Kyai Tandhu Lawak. Tandu Kangjeng Kyai Tandhu Lawak merupakan tandu tertua di Keraton Yogyakarta.
Tandu ini selalu digunakan Sri Sultan Hamengku Buwono I ketika akan beraktivitas di luar keraton khususnya untuk melaksanakan solat jumat di Masjid Gede para era setelah 1790. Tandu ini diusung oleh empat orang di depan dan empat orang di belakang serta diikuti abdi dalem pembawa payung dan abdi dalem pembawa sapu.
Di sisi lain, kitab Babad Ngayogyakarta, menceritakan sejarah Yogyakarta mulai dari Perjanjian Gianti (Palihan Nagari) 1755 yang memecah Kerajaan Mataram menjadi dua, Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
Dalam manuskrip tersebut dijelaskan pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) hingga jatuhnya Keraton Yogyakarta ke tangan Inggris (1812) pada peristiwa Geger Sepehi (Perang Sepoy). (OL-09)
KHAS Tugu Hotel membuka Kopiastory dan Piastory di area lobi. Nikmati kopi khas nusantara sekaligus belanja oleh-oleh eksklusif khas Yogyakarta.
Pada 2025, Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) digelar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebanyak 74 penghargaan dimenangkan oleh 51 perusahaan dari berbagai kategori dan nominasi.
MENYUSURI Lanskap Yogyakarta melalui Open Trip PORTA by Ambarrukmo Yogyakarta bukan sekedar kota
KANWIL Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY bersama Polda DIY berhasil mengungkap tindak pidana narkotika jenis sabu jaringan narkoba internasional Malaysia-Indonesia.
POLITEKNIK Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) melakukan audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di Balaikota Timoho, Selasa (8/7/2025).
Penyakit leptospirosis kembali menarik perhatian setelah menimbulkan korban jiwa dan menginfeksi ratusan orang di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Punya rencana liburan yang berbeda dari biasanya? Mengunjungi museum olahraga di berbagai penjuru dunia bisa jadi pilihan liburan yang tak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan sejarah.
UPAYA segera menindaklanjuti proses repatriasi sejumlah benda bersejarah ke tanah air merupakan bagian penting dalam pembangunan sektor kebudayaan nasional.
Pengetahuan tentang kriteria sebuah warisan zaman dulu dapat diklasifikasikan sebagai cagar budaya masih minim di tengah masyarakat Indonesia.
Pada Juli lalu, kolektor seni asal Australia, Michael Abbot telah menghibahkan enam lembar Al-Quran tulis tangan abad ke 17 kepada Museum Negeri NTB.
Selama kunjungan ke Burkina Faso pada 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mengembalikan ‘warisan’ Afrika ini dalam waktu lima tahun.
Para sejarawan berharap pemulihan situs warisan dunia UNESCO ini dapat meringankan hubungan yang dirusak oleh sejarah masa lalu yang kelam antara kedua negara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved