Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SATU lagi terduga teroris jaringan JAD diamankan Densus 88. Terduga teroris tersebut sering berkomunikasi dengan narapidana teroris yang sebelumnya sudah ditahan. Kapolres Cirebon Kota, AKBP Roland Ronaldy, mengungkapkan jika semalam, Densus 88 kembali menangkap terduga teroris jaringan JAD di Kota Cirebon.
"Inisialnya S," ungkap Roland, Selasa (15/10).
S ditangkap di kawasan Jalan Kanggraksan, Kota Cirebon. Penangkapan dilakukan pada Senin (14/10) sekitar pukul 21.40 WIB. S saat ini sudah dibawa oleh Densus 88 untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Pasca penangkapan, rumah S yang ada di kawasan Pronggol, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon digeledah. Rumah tersebut milik orangtua S. Selain itu penggeledahan juga dilakukan di sebuah rumah di Jalan Evakuasi, Kota Cirebon.
"S biasa beraktivitas di dua rumah tersebut," ungkap Roland.
Namun dari kedua rumah tersebut belum ditemukan sejumlah barang bukti. Untuk rumah kedua yang berada di Jalan Evakuasi dijelaskan Roland merupakan milik narapidana teroris yang telah ditahan. S diduga sering berkomunikasi dengan napiter tersebut.
baca juga: Cukup Dengan KTP Alasan Pemprov Sumsel Akan Aktifkan Jamsoskes
"Informasi itu didapat dari orangtua S saat penggeledahan berlangsung," ungkap Roland.
Saat ditanyakan keterlibatan S pada jaringan teroris, Roland mengaku belum mengetahuinya karena merupakan kewenangan dari Densus 88. (OL-3)
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini menuai kecaman dari umat muslim di dunia karena mengaitkan Islam dengan terorisme.
SELASA, 17 November lalu, dua anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur tewas di tangan Satuan Tugas Tinombala.
DI tengah aksi teror, warga selalu jadi korban. Di Sulawesi Tengah, yang terbaru ialah pembunuhan empat warga dan pembakaran enam rumah di lokasi transmigrasi Levono,
Wilayah Poso identik dengan serangkaian konflik yang berujung pada kericuhan.
TERORIS merupakan ancaman serius yang setiap saat dapat membahayakan keselamatan bangsa dan Negara serta kepentingan nasional.
NAMANYA Muhammad Basri. Sehari-hari, ia dipanggil Bagong. Pria asal Poso, Sulawesi Tengah, itu juga dikenal sebagai tangan kanan Santoso
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved