Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
POLITIKUS PDIP Marselinus Ajo Bupu kembali ditetapkan sebagai ketua DPRD Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Selain Marselinus, kursi Wakil Ketua DPRD Nagekeo juga kembali ditempati politikus Golkar Kristianus Dua Wea.
Sementara satu kursi wakil ketua DPRD Nagekeo menjadi milik politikus partai NasDem Yosefius Denga
Sumpah jabatan ketiga unsur pimpinan DPRD Nagekeo tersebut dilakukan di ruang rapat paripurna DPRD Nagekeo, Senin (7/10).
Ketua DPRD Nagekeo dalam sambutannya usai mendapat palu sidang dari pimpinan DPRD sementara, mengajak segenap anggota DPRD untuk selalu peka mendengar aspirasi rakyat.
Baca juga : Dana Desa Berdayakan Kaum Perempuan Desa latonliwo Satu
"Kita harus menempatkan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi atau golongan karena kita adalah representasi dari rakyat" kata Marselinus.
Selain itu Marselinus Ajo mengajak Pemeritah Kabupaten Nagekeo untuk bersama-sama DPRD Kabupaten Nagekeo, membangun dan memajukan Kabupaten Nagekeo, dalam koridor komunikasi yang harmonis.
Sebab bagaimana pun, eksekutif dan legislatif adalah dualitas inheren yang tidak terpisah. Undang- undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah secara jelas menyatakan bahwa Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah dan DPRD.
"Sudah selayaknya, Pemerintah Kabupaten Nagekeo bersama DPRD Kabupaten Nagekeo bekerja sama dengan baik, dalam spirit kemitraan sejajar untuk menempatkan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Nagekeo paling posisi paling utama," pungkasnya. (OL-7)
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan proyek ini akan berlalan selama enam tahun dengan menargetkan sekitar 45.000 rumah tangga petani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved