Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Provinsi Riau resmi mencabut status tanggap darurat pencemaran udara kabut asap Karhutla yang diberlakukan sejak 23 September hingga berakhir 30 September 2019. Dengan pencabutan itu, seluruh posko evakuasi dan rumah singgah harus ditutup.
Penjabat Sekdaprov Riau, Ahmad Syah Harrofie, mengatakan, pencabutan status tanggap darurat pencemaran udara setelah memastikan kondisi kualitas udara dan perkembangan cuaca yang terus membaik di Riau.
Dalam beberapa hari terakhir, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi terus mengguyur wilayah Riau sehingga mengakibatkan kabut asap Karhutla menghilang.
"Status tanggap darurat pencemaran udara di Riau dinyatakan berakhir. Saat ini kondisi ISPU pada sejumlah daerah menunjukkan kualitas baik hingga sedang," jelas Ahmad di Pekanbaru, Selasa (1/10).
Dijelaskannya, berdasarkan pantauan ISPU di Pekanbaru, Siak, Kampar, Dumai, Bengkalis, dan Rokan Hilir selama tiga hari terakhir terus terpantau baik hingga sedang. Selain itu, hujan masih tetap turun mengguyur sebagian besar wilayah Riau sehingga memadamkan api karhutla dan menghilangkan kabut asap.
Adapun hasil pantauan terakhir titik panas karhutla oleh satelit terra dan aqua yang dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan tingkat kepercayaan di atas 70% adalah nihil atau tidak ada titik api.
Sedangkan arah angin yang berembus barat daya ke timur laut membuat kabut asap dari Karhutla di provinsi tetangga Jambi dan Sumatra Selatan tidak akan menumpuk lagi di Riau.
Baca juga: Titik Panas Turun Kualitas Udara Membaik
"Untuk posko kesehatan dan rumah singgah mulai hari ini 1 Oktober resmi ditutup," tegasnya.
Dia menambahkan, bagi warga yang masih mengalami sakit akibat dampak kabut asap karhutla tetap bisa memeriksakan diri dan berobat di Puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Sementara tim pemadam darat satgas siaga darurat Karhutla Riau masih tetap bertukus lumus melakukan pemadaman api. Langkah itu dilakukan guna memastikan api karhutla dari tanah gambut yang terbakar tersebut tidak lagi menyebar.
Komandan Manggala Agni Daops Pekanbaru, Edwin Putra, mengatakan, timnya berhasil memadamkan karhutla di Jalan Pamungkas Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru seluas 0,5 hektare.
"Teknis pemadaman menggunakan 2 unit mesin pompa pemadam dan 3 jalur pemadaman. Sumber air di lokasi memadai. Tim melakukan pemadaman terhadap spot-spot asap yang tersebar," jelasnya.
Dia mengungkapkan, api kebakaran pada lahan gambut milik masyarakat berhasil dipadamkan sekitar pukul 16.45 WIB, Selasa (1/10). Tim akan kembali besok untuk memeriksa kondisi karhutla demi memastikan kebakaran telah padam total.
Selama sebulan terakhir, Riau diselimuti kabut asap karhutla dengan level kualitas udara berbahaya. Kondisi itu mengakibatkan semua aktivitas pendidikan lumpuh total dan penerbangan terganggu. Pemprov Riau pada 23 September akhirnya menetapkan kondisi tanggap darurat pencemaran udara kabut asap karhutla yang berlaku hingga 30 September 2019. (OL-1)
makanan khas Riau yang terdiri dari aneka macam kuliner utama, pendamping dan cemilan untuk buah tangan, cita rasanya lezat dan unik
Makanan khas Riau ini mencerminkan kekayaan budaya dan keanekaragaman kuliner daerah tersebut. Setiap hidangan memiliki cita rasa yang unik dan menjadi bagian penting
Menyiapkan langkah selanjutnya Panglima TNI Hadi Tjahjanto, juga lakukan kunjungan ke lokasi kebakaran yang tengah dipadamkan oleh GALAAG, yaitu di Desa Kampung Baru, Kecamatan Rupat
Penetapan status karhutla sejak dini merupakan bentuk perhatian pemerintah agar kejadian tersebut tidak meluas dan bisa segera dihentikan
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) KLHK, Raffles B. Panjaitan, menyampaikan bahwa dalam penanganan karhutla, dukungan para pihak sangat membantu.
Lima inisiatif yang dinegosiasikan Indonesia mencakup konsumsi dan produksi berkelanjutan, pengelolaan gambut dan hutan bakau secara berkelanjutan
Sebagaimana diketahui Inggris akan menjadi tuan rumah bagi COP26 berkolaborasi dengan Italia di Glasgow, Inggris, pada 9-19 November 2020.
Dengan luas lahan gambut hingga jutaan hektare, pemerintah wajib menerapkan manajemen terbaik untuk kelestarian lingkungan. Untuk mendukung semua solusi permasalahan gambut, upaya pemerintah juga perlu didukung riset.
Pusat riset gambut ditujukan untuk merancang berbagai kegiatan konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan
Pemerintah membuka jalan agar lahan gambut bisa digarap masyarakat melalui perhutanan sosial dengan prinsip menjaga fungsi ekosistem tetap dalam kondisi baik
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved