Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Panglima TNI Komit Kembalikan Sungai Citarum Zaman Nenek Moyang

Bayu Anggoro
21/9/2019 19:03
Panglima TNI Komit Kembalikan Sungai Citarum Zaman Nenek Moyang
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di DAS Sungai Citarum, Sabtu (21/9)(MI/Bayu Anggoro)

PANGLIMA TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan saat ini proses pembersihan Sungai Citarum sudah mencapai 40% dan tersisa tahap-tahap lainnya hingga air bisa jernih.

"Sekarang dibersihkan dulu (dari sampah), baru selanjutnya penjernihan, nanti mudah-mudahan akan balik lagi seperti Citarum zaman nenek moyang kita dulu," kata Hadi seusai menggelar Hari Bhakti TNI di DAS Citarum di Rancamanyar, Kabupaten Bandung, Sabtu (21/9).

Acara itu merupakan rangkaian peringatan HUT ke-74 TNI, termasuk pengobatan gratis dan pemberian kaki palsu bekerja sama Yayasan Kick Andy.

Dia mengaku serius dalam mengembalikan kualitas Sungai Citarum bahkan agar kembali jernih seperti pada 1930-an. "Sebanyak 872 ribu bibit pohon sudah ditanam di sepanjang DAS Citarum, sekarang disiapkan lagi 500 ribu di musim tanam," katanya.

Menurutnya Sungai Citarum kini menjadi sorotan karena tergolong sungai yang sangat kotor. Namun seiring proses pembersihan ia berharap Citarum dapat berangsur pulih dan bisa menjadi daya tarik wisata.    

"Semoga Citarum bisa dijadikan tempat wisata, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan bisa menginformasikan ke luar (negeri) apa yang dikatakan dunia bahwa Citarum itu kotor, sekarang menjadi Citarum yang bersih," kata dia.

Baca juga: Ribuan Peserta Bersih-Bersih Pantai Sumut Kumpulkan 9 Ton Sampah

Hingga kini menurutnya masih ada industri bandel yang kerap membuang limbah ke daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Untuk itu, kata dia, pihaknya berupaya melakukan tindakan hukum.    

"Ya kira-kira enam tahun kemudian akan bersih, ini yang direncanakan enam tahun melalui beberapa tahap," katanya.

Selain itu, dalam proses pembersihan, kata dia, pihak Satgas Citarum Harum juga mengeruk bibir sungai hingga menjadi lebar. Menurutnya hal itu juga akan berpengaruh positif dalam upaya menangkal potensi banjir yang kerap terjadi di Kabupaten Bandung.

"Kalau kita lihat (sungai) kan sudah lebar, musim kemarau kita ngeruk, ketika musim hujan air melimpah akan aman," katanya.   

Selain itu, menurut Hadi, normalisasi sungai tersebut sangat penting karena memberi dampak yang luas terhadap kehidupan masyarakat. Salah satunya menyangkut kesehatan masyarakat baik lingkungan maupun sumber makanan yang dihasilkan di sekitar Sungai Citarum.

"Bagaimana masyarakat kalau mengonsumsi ikan yang pengairannya dari Sungai Citarum yang kotor. Jangan sampai anak-anak kita mengalami stunting," kata Hadi.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) merasa bersyukur dengan kehadiran TNI pada normalisasi Sungai Citarum. Selain membantu membersihkan dan reboisasi, menurutnya penindakan hukum terhadap industri yang membuang limbah sangat terbantu oleh TNI.

Baca juga: Ribuan Peserta Bersih-Bersih Pantai Sumut Kumpulkan 9 Ton Sampah

"Kalau ada TNI, industri nakal pada takut. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kami diintimidasi, dilawan dengan cara-cara tidak baik," katanya.

Selain itu, dia pun mengakui pola komunikasi dengan masyarakat di sekitar DAS Citarum terjalin sangat baik sehingga penertiban bangunan liar berjalan mulus. "Dulu di sepanjang ini banyak rumah-rumah liar tak beraturan. Dengan pendekatan humanis dari TNI, masyarakat bisa paham. Tentara menginap di rumah warga, sehingga ada ikatan batin. Hidup tertib dan ramah lingkungan kembali terwujud," katanya.

Oleh karena itu, Emil optimistis perbaikan Sungai Citarum akan selesai sesuai dengan waktu yang ditargetkan Presiden Joko Widodo. "Bapak Presiden menugaskan kami dibantu TNI, kepolisian dan elemen lainnya. Dalam tempo 5-6 tahun sungai terkotor di dunia jadi yang layak. Saya optimisme kalau dengan TNI dan jajaran lainnya, perubahan akan masif," katanya. (Antara/X-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya