Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Harga Tanah di Sepaku Naik Tiga Kali Lipat

X-6
31/8/2019 09:45
Harga Tanah di Sepaku Naik Tiga Kali Lipat
Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (30/8/2019).(MI/PIUS ERLANGGA)

PEMINDAHAN pusat pemerintahan telah sah diumumkan Presiden Joko Widodo, Senin (26/8). Wilayah irisan dari Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartangera itu dipilih sebagai lokasi baru ibu kota. Wartawan Media Indonesia, M Ilham Ramadhan Avisena, Jumat (30/8), melakukan perjalanan ke Kecamatan Sepaku. Perjalanan dimulai dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Laporan mulai diturunkan secara berseri mulai hari ini.

Untuk mencapai Sepaku, ada dua cara yang dapat ditempuh. Pertama, melalui jalur penyeberangan laut di Pelabuhan Semayang dengan feri. Media Indonesia menggunakan jalur darat tanpa penyeberangan. Dibutuhkan 2 jam 30 menit dengan kendaraan roda empat untuk sampai ke Kecamatan Sepaku.

Dengan mengambil rute menuju Petung, perjalanan terasa panjang dan melelahkan. Jalan utama yang berakhir di Penajam itu dipenuhi lubang. Sepanjang perjalanan, truk pengangkut material pertambangan terlihat hilir-mudik.

Di jalan utama sepanjang 40 km itu pemandangan proyek pertambangan terhampar. Sesekali juga terlihat sisa pembakaran hutan seiring laju mobil. Hunian penduduk baru ditemui di Desa Semoi 2. Namun, desa itu nyaris kosong. Banyak hunian diselimuti debu jalanan yang diterbangkan kendaraan yang melintas.

Tidak kurang dari 20 menit setelah melalui Desa Semoi 2, kami tiba di pusat Kecamatan Sepaku, Desa Tengin Baru. Di sana terdapat kantor-kantor mulai Koramil hingga kantor Kecamatan Sepaku.

Di desa itu, Media Indonesia singgah dan mencoba untuk mendapatkan tanggapan dari sejumlah warga soal pemindahan ibu kota. Dewi, 48, salah satunya. ia mengatakan, setelah Presiden mengumumkan pemindahan ibu kota, warga Desa Tengin Baru sontak riuh mengurus sertifikat tanah guna bukti kepemilikan.

Berbondong-bondongnya warga mengurus sertifikat tanah karena mencuatnya isu penaikan harga jual tanah yang merupakan dampak lain dari pemindahan ibu kota. "Harganya naik dua tiga kali lipat. Dulu harga 1 hektare tanah saya Rp30 juta. Kemarin, setelah diumumkan Presiden, sudah ada yang menawar Rp120 juta," ujar dia di rumahnya, Jumat (30/8). (X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya