Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Krisis Air Bersih Picu Kasus Stunting Meningkat di Flotim

Ferdinandus Rabu
30/7/2019 11:27
Krisis Air Bersih Picu Kasus Stunting Meningkat di Flotim
Ikustrasi(Antara )

KEKERINGAN yang berdampak pada krisis air bersih turut menjadi faktor pemicu tingginya angka stunting di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Data dinas kesehatan setempat menyebutkan stunting pada 2018 meningkat hingga 44% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tim Penggerak PKK saat melakukan kegiatan gempur stunting Senin (29/7) di 4 desa di lingkungan Kecamatan Tanjung Bunga, mengakui kondisi geografis juga menjadi faktor penyebab  terjadinya stunting.

"Memang diakui kondisi geografis akibat kekeringan yang berdampak minimnya pasokan air bersih, juga menjadi faktor penentu tingginya angka stunting di daerah ini. Apalagi saat ini banyak desa mengalami krisi air bersih saat kemarau ini. Banyak tanaman pangan juga gagal panen akibat kekeringan, sehingga berpengaruh pada asupan gizi ibu dan anak. Asupan gizi yang tidak sehat tentunya menyebabkan bayi gizi buruk hingga mengalami stunting," ujar Juria, Selasa (30/7).

Ia berharap setiap warga untuk mulai membiasakan diri pola hidup sehat, dan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ada. Ia juga meminta masyarakat memperhatikan kesehatan lingkungan dan kesehatan makanan yang dikonsumsi.

Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Flores Timur, Lusia Gege Hadjon saat memantau kondisi dan asupan makanan sejumlah anak yang mengalami stunting, meminta setiap aparat desa untuk mampu menggunakan dana desa untuk penyediaan makan bergiszi bagi anak-anak di desa.

"Saya berharap setiap kepala desa bisa menggunakan dana desa untuk kebutuhan makanan tambahan atau PMT, yang layak dan berrgizi. Saat kemarau dengan krisis air bersih seperti ini, tentunya pengelolaan dana desa harus juga dapat dimanfaatkan untuk penyediaan makanan tambahan. Untuk mengurangi gizi buruk sehingga mampu menekan angka stunting di daerah ini," ujar Lusia Hadjon.

baca juga: Jokowi Minta Objek Wisata Religi Salib Kasih Dikembangkan

Data Dinas Kesehatan Flotim mencatat dalam 4 bulan terakhir ini, sekitar 26% bayi dan balita mengalami stunting akibat gizi buruk. Atau 6 hingga 7 ribu bayi/balita mengalami stunting. Sehingga dibutuhkan perhatian serius dengan meningkatkan sosialisasi bagi warga di rumah- ruimah sakit hingga puskesmas dan posyandu. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya