Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PULUHAN warga mengadukan sebuah pengembang yang diduga bodong ke DPD Real Estate Indonesia (REI) Nusa Tenggara Timur (NTT) lantaran menjual murah rumah bersubsidi.
"Pengembang itu minta konsumen menyetor uang muka sebesar Rp10 juta, kemudian mencicil Rp1 juta selama 48 bulan. Saya minta masyarakat tidak tergiur dengan modus penipuan seperti ini," kata Ketua DPD REI NTT Bobby Pitoby kepada wartawan di Kupang, Jumat (26/7).
Dia menyebutkan, tidak kurang dari 50 orang telah menyetor uang muka untuk membeli rumah di pengembang yang belum disebutkan namanya tersebut.
Padahal menurut Bobby, harga satu unit rumah bersubsidi sebesar Rp158 juta. Jika pengembang itu menerima uang muka Rp10 juta ditambah total cicilan 48 bulan atau Rp48 juta, total harga rumah hanya Rp58 juta.
"Itu bodong," tandasnya.
Baca juga: Kondisi Ekonomi Kondusif, Pengembang Properti Optimis
Selain itu aturan yang berlaku di pengembang tersebut, yakni uang muka disetor ke pengembang, sedangkan cicilan disetor ke pihak ketiga.
"Yang benar sesuai aturan ialah cicilan disetor ke bank yang tunjuk oleh pemerintah, bukan disetor ke pihak ketiga," tambah Bobby.
Dia minta masyarakat hati-hati dengan pengembang tersebut. Jangan sampai setelah uang terkumpul, pengembang melarikan diri.
Menurut Ketua DPW Garda Pemuda Nasdem NTT tersebut, setiap hari ada saja warga yang menanyakan penjualan rumah subsidi murah tersebut.
"Mereka tanya apakah ada program seperti ini. Saya bilang tidak ada, dan jangan sampai tergiur," kata Dia.
Yang menjadi persoalan, tambah Bobby, pengembang itu tercatat sebagai anggota REI NTT.
"Saya sudah panggil dan beri peringatan," katanya.
Jika program jual rumah murah itu tidak dihentikan, Dia mengancam akan memecat pengembang tersebut dari anggota REI dan melaporkan ke aparat penegak hukum.
"Saya juga akan laporkan ke pemerintah agar izinnya dicabut," tandasnya. (A-4)
Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) tengah mempersiapkan e-FLPP 2.0 yang akan segera dioperasikan.
RATUSAN rumah berukuran mungil berjejer rapi menapak di punggung perbukitan di kaki Gunung Geulis Cimanggung, Sumedang Jawa Barat.
Dari proses seleksi dan verifikasi administrasi sudah ada 899 dari 1.790 kepala keluarga yang lolos dan menjadi prioritas pertama kepemilikan rumah DP Rp0
Saat verifikasi nama-nama pendaftar, Dzikran menemukan pemohon ternyata memiliki kendaraan mewah, misalnya, Toyota Alphard, atau Porsche pabrikan Jerman
Dalam Pergub 104/2018, pihaknya ditugaskan melakukan pengawasan bangunan serta penghuni secara berkala. Hasil pengawasan itu akan dilaporkan kepada gubernur.
Sejak layanan dibuka pada pukul 08.00 WIB, warga yang memiliki undangan tampak datang dengan antusias.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved