Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SEBANYAK 11 kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini dilanda kekeringan ekstrem yang mengakibatkan debit sumber-sumber air menyusut. Pasokan air ke persawahan juga terhenti. Sesuai laporan Stasiun Klimatologi Lasiana, Kupang yang diterima Media Indonesia, Selasa (23/7), kabupaten dan kota yang dilanda kekeringan ekstrem ialah Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Sumba Barat, Sumba Timur, Sabu Raijua, Rote Ndao, Kupang, Belu, dan Kota Kupang.
Kekeringan ekstrem terjadi karena wilayah tersebut mengalami hari tanpa hujan lebih dari 60 hari. Data tersebut diperoleh dari hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH), Dasarian II Juli 2019.
Namun bencana kekeringan tidak meliputi seluruh wilayah kabupaten yang disebutkan tesebut. Seperti di Kota Kupang, hanya empat wilayah yang dilanda kekeringan ekstrem yaitu sekitar Stasiun Meteorologi El Tari, Kelurahan Bakunase, Oepoi, dan Mapoli. Sedangkan di Kabupaten Kupang, kekeringan ekstrem melanda Oekabiti, Lelogama, Oenesu, Oelnasi, dan Sulamu.
Dia mengatakan wilayah NTT juga mengalami hari tanpa hujan dengan durasi panjang yakni antara 31-60 hari.
"Sedangkan hari tanpa hujan terpanjang dialami wilayah Rambangaru di Sumba Timur selama 126 hari, Wairiang di Kabupaten Lembata selama 115 hari dan Umanese di Belu selama 94 hari," ujarnya.
Sedangkan peluang curah hujan dasarian III Juli 2019 antara 0-20 milimeter (mm) sebesar 90-100% Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Miqdonth S Abolla mengatakan persediaan air setelah Juli hingga Oktober bakal berkurang yang disebabkan bencana kekeringan. Mengantisipasi bencana kekeringan tersebut, Dinas Pertanian telah mengirim permintaan bantuan pompa kepada Kementerian Pertanian.
"Jumlah pompa hanya 100 unit tetapi paling tidak membantu mengurangi beban masyarakat dalam menangulangi kekeringan" ujarnya.
baca juga: Gubernur Kalsel Minta Kabupaten/Kota Siaga Karhutla
Pompa bantuan akan dibagikan kepada masyarakat yang akan digunakan untuk mengalirkan air dari sungai maupun sumur ke tanaman pertanian. Langkah lain yang ditempuh dinas pertanian untuk mengatasi keterbatasan air akibat kekeringan ialah mengimbau petani menanam tanaman yang membutuhkan sedikti air seperti sayur-sayuran, jagung, dan umbi-umbian. (OL-3)
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved