Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

BPPT Siapkan Modifikasi Cuaca Atasi Kekeringan

Siswantini Suryandari
03/7/2019 09:42
BPPT Siapkan Modifikasi Cuaca Atasi Kekeringan
Ilustrasi(Antara )

BALAI Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menyiapkan strategi pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca di berbagai daerah. Salah satunya dalam mengantisipasi terjadinya kekeringan.

"Kami baru dikontak Kementerian Desa Pembangunan Daerah Teringgal dan Transmigrasi (Kemendes PDT) mengenai kemungkinan dilaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Detil daerahnya belum diinfokan, namun dilaporkan sejumlah daerah di tiga wilayah tersebut mulai mengalami kekeringan," kata  Kepala BPPT Hammam Riza di Jakarta dalam keterangan resmi, Selasa (2/7).

Selain wilayah tersebut, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabutan Batam (BP Batam) kata Hammam Riza, juga meminta dilaksanakan TMC. Sedikitnya terdapat 5 hingga 6 waduk di Pulau Batam  mengalami defisit pasokan air akibat kemarau panjang dan anomali iklim.

"Padahal waduk-waduk tersebut menjadi sumber utama pasokan air baku untuk sekitar 1,4 juta penduduk Batam," paparnya.  

Masalah kekeringan juga dirasakan masyarakat Indramayu. Bupati Indramayu bahkan telah melayangkan surat pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan tembusan Kepala BPPT mengenai permintaan dilaksanakan TMC karena kondisi di wilayahnya yang memprihatinkan.  

"Hingga pertengahan Juni lalu, tanaman padi yang terancam kekeringan di Kabupaten Indramayu sudah mencapai ribuan hektar," ungkap Hammam.

Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat mencatat hingga 15 Juni, tanaman padi yang terancam kekeringan di Kabupaten Indramayu mencapai 12.358 hektar dari total tanaman padi 83.653 hektar.

BPPT akan berkoordinasi dengan BNPB dan pemda setempat untuk menindaklanjuti permohonan bupati.

Pada kesempatan sama, Kepala BBTMC, Tri Handoko Seto mengatakan pihaknya sejak awal tahun saat curah hujan masih tinggi sudah menghimbau institusi, baik pemerintah maupun swasta untuk bersama-sama mengantisipasi musim kemarau dengan melakukan TMC, pada masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau.

"Sebenarnya kami sejak awal tahun ketika curah hujan masih tinggi. Sudah bergerilya ke beberapa institusi baik pemerintah maupun swasta untuk bersama-sama mengantisipasi musim kemarau dengan melakukan TMC pada masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau," ujarnya.

Jika TMC antisipasi kekeringan dilakukan tepat waktu sebelum masuk musim kemarau, kata Tri Handoko Seto, maka hasilnya akan sangat efektif dan efisien.

"Kami ingin meniru cara Thailand dengan memastikan semua waduk dan danau terisi penuh ketika menjelang musim kemarau. Sehingga persediaan air bisa dimanfaatkan selama musim kemarau .Namun kenyataannya,  presepsi TMC di masyarakat luas dan pemangku kepentingan, belum terbentuk dengan baik," ungkap papar Seto.  

baca juga: Generasi Muda Jadi Target Kampanye Turunkan Prevalensi Stunting

BBTMC saat ini tengah membuat kajian untuk pelaksanaan TMC di wilayah yang dilanda kekeringan. Sutrisno, Kabid Pelayanan Teknologi Modifikasi Cuaca BBTMC mengatakan saat ini tengah dibuat kajian untuk dilaksanakan TMC di wilayah-wilayah yang dilaporkan mengalami kekeringan.

"TMC akan efektif kalau di daerah target masih banyak peluang akan munculnya awan-awan potensial. Untuk musim transisi munculnya awan potensial masih memungkinkan, tapi untuk puncak kemarau memang akan relatif  sulit untuk ditemukan awan-awan potensial. Kemungkinan hanya ada awan-awan orografis yang berada di lereng-lereng gunung," sambung Sutrisno. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya