Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PETANI di lereng Gunung Bromo dan Gunung Semeru mulai mewaspadai fenomena embun upas, yang berdampak serius merusak tanaman pertanian. Embun upas merupakan embun pagi hari yang membeku akibat suhu dingin yang ekstrem. Warga Tengger di lereng gunung setempat menyebut embun itu sebagai bayu pas atau embun salju.
Petani kentang di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Kartono kepada Media Indonesia, Minggu (23/6), mengatakan tanaman kentang yang baru tanam bila terkena embun upas rentan mengalami kerusakan. Tanaman kentang bisa diselamatkan melalui perawatan yang lebih serius dengan menyiramkan air.
"Biasanya tidak bisa dirawat kalau kena salju (bayu pas). Kalau punya air harus disiram sebelum matahari terbit," kata tokoh masyarakat Desa Ngadas tersebut.
Namun, persoalannya, air agak sulit didapatkan terutama untuk pertanian tadah hujan yang berlokasi di dasar jurang. Itu sebabnya sebagian petani setempat hanya bisa pasrah dengan fenomena alam yang terjadi saban tahun tersebut.
Kartono mengungkapkan petani belum melaporkan adanya kejadian kerusakan tanaman hingga gagal panen, tapi mereka berusaha mewaspadai dampak dari fenomena tersebut. Sebab munculnya fenomena embun upas saat tanaman kentang siap panen.
"Alhamdulillah, walau cuaca tambah dingin dan ada bayu pas, masih normal seperti biasa. Tanaman tinggal panen, hanya sebagian kecil saja yang masih perlu perawatan," ujarnya.
Sejauh ini, lanjutnya, pertanian hortikultura masih aman. Di Desa Ngadas, tanaman yang rentan rusak terutama di dasar jurang. Sedangkan tanaman kentang di lereng perbukitan umumnya masih aman. Hingga kini belum ada laporan warga secara massal yang mengalami gangguan kesehatan akibat fenomena itu. Pasalnya semua rumah warga Tengger memiliki dapur yang dilengkapi tungku tradisional untuk memasak juga berfungsi sebagai penghangat ruangan.
"Untuk sementara di Ngadas masih aman. Biasanya tanaman kentang yang kena bayu pas sekitar 2% dari total lahan sekitar 385 hektare. Tapi yang kena itu biasanya di dasar jurang, kalau di lereng masih aman," imbuhnya.
baca juga: Ribuan Jaringan Gas Rumah Tangga di Blora Mangkrak
Fenomena embun upas muncul sejak 16 Juni 2019 di kawasan Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Cuaca dingin ekstrem itu belum berdampak menurunkan jumlah kunjungan wisata di daerah setempat.
Menurut Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS Syarif Hidayat, suhu udara saat pagi sampai sore 2 derajat celcius hingga 12 derajat celcius. Sedangkan pada malam hari bisa nol derajat celcius. Cuaca dingin ekstrem tersebut membekukan dedaunan, rumput dan tanaman pertanian di kawasan Gunung Bromo dan Ranupani, Gunung Semeru.(OL-3)
Pada Kamis, 10 Juli 2025, dunia akan disuguhkan keindahan langit malam yang istimewa: Buck Moon, nama tradisional untuk Bulan Purnama di bulan Juli.
Cancel culture di Korea Selatan adalah fenomena sosial di mana individu, terutama selebriti dan figur publik, dikritik dan dikucilkan oleh masyarakat karena tindakan yang kontroversial.
Pencairan es di Antarktika menjadi salah satu dampak nyata dari perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. Fenomena ini ternyata dapat mengaktifkan gunung berapi yang tersembunyi
Fenomena langit yang langka dan menakjubkan akan menghiasi malam di awal tahun 2025. Parade planet, di mana beberapa planet tampak sejajar di langit malam, menjadi daya tarik
Fenomena astronomi selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang, dan malam ini, 21 Januari 2025, Anda memiliki kesempatan langka untuk menyaksikan parade enam planet
Perputaran Bumi pada porosnya atau yang kita kenal dengan rotasi Bumi tidak berlangsung dengan kecepatan yang sama sepanjang waktu.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved