Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pupuk Organik Kurang Diminati Petani

Denny S
28/2/2019 15:30
Pupuk Organik Kurang Diminati Petani
(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

TINGKAT serapan pupuk organik di kalangan petani masih rendah meski pemerintah terus mendorong penggunaan pupuk organik untuk menekan biaya produksi pertanian. 

Di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, serapan pupuk organik hanya sekitar 10% dari pupuk kimia.

Hal ini dikemukakan Bidang Promosi dan Komunikasi Produk PT Pupuk Kaltim, Ajang Christrianto, Kamis (28/2), dalam kegiatan Sosialisasi Product Knowledge dan Media Tour Pupuk Kaltim di Banjarmasin. 

"Serapan pupuk organik masih rendah. Para petani enggan menggunakan pupuk organik karena untuk kegiatan tanam skala besar kurang efektif," tuturnya.

Dijelaskannya untuk pupuk organik ini diproduksi PT Petrokimia Gresik dengan merk produk Petroganik. Diakuinya sejak lama pemerintah mendorong para petani agar beralih menggunakan pupuk organik karena
memiliki berbagai keunggulan bisa menyuburkan dan menyehatkan tanah dalam jangka panjang serta lebih murah. 

Namun karena komposisi unsur hara dalam pupuk organik yang rendah maka petani enggan menggunakannya.

"Unsur hara pada pupuk organik ini rendah hanya 1%-2% sehingga efek pada tanaman lambat. Sementara pupuk kimia jenis urea dan NPK unsur haranya tinggi hingga 46%," tambahnya. 

Padahal seharusnya komposisi penggunaan pupuk ini adalah 5:3:2 yaitu 500 kilogram organik, 300 kilogram NPK dan 200 kilogram urea untuk tiap hektare lahan pertanian.

Hal serupa juga dikemukakan Manager Pemasaran PT Pupuk Kaltim Wilayah Kalimantan, Abdul Khalik, yang menyebut konsumsi pupuk organik petani masih rendah dibanding pupuk kimia. Berdasarkan data pihaknya, alokasi pupuk organik di Kalsel pada 2018 hanya sebesar 3.374 ton dan di Kalteng sebesar 2.862 ton. 

"Harga pupuk organik jauh lebih murah yaitu Rp500 per kilogram dibanding urea subsisi Rp1.800 dan NPK Rp2.300 per kilogram," ujarnya.

 

Baca juga: Pupuk Indonesia Fasilitasi Distributor dan Penyalur

 

Lebih jauh dikemukakannya alokasi pupuk urea dan NPK untuk wilayah Kalsel yang ditetapkan pemerintah sebesar 21.273 ton dan 26.082 ton. Sementara untuk wilayah Kalteng sebesar 17.154 ton dan 31.757 ton.

Hingga akhir Februari ini sudah tersalurkan 10.157 ton urea dan 8.931 ton NPK di Kalsel serta 3.719 ton urea dan 6.169 ton NPK di Kalteng.

"Stok pupuk kita berlimpah. Memang sengaja kita lakukan untuk antisipasi cuaca buruk dan persiapan tibanya musim tanam," ujarnya. 

Stok pupuk di Kalsel untuk jenis urea tercatat sebanyak 3.168 ton dan NPK sebanyak 6.438 ton yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan petani hingga April mendatang. 

Sementara stok pupuk di wilayah Kalteng untuk jenis urea sebanyak 6.836 ton dan NPK sebanyak 8.718 ton atau cukup untuk kebutuhan hingga Juni mendatang. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya