Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru menggiatkan pelaksanaan fogging atau penyemprotan nyamuk untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD) di kota tersebut.
"Dinkes telah melakukan fogging (penyemprotan) pada sejumlah wilayah yang terdapat kasus DBD tersebut. Kegiatan ini untuk pencegahan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Gustiyanti, kemarin (30/1).
Fogging dilakukan pada sejumlah wilayah yang sudah ditemukan kasus DBD. Diantaranya Kecamatan Rumbai Pesisir, Sukajadi, Sail, Tenayan Raya, Bukitraya, Payung Sekaki, dan Tampan.
"Perkembangan kasus DBD pada awal tahun ini akibat curah hujan yang cukup tinggi," ujarnya.
Baca juga : Pasien DBD di Kudus Meningkat Berbeda dengan Data Pemerintah
Sementara jumlah kasus DBD di Kota Pekanbaru cenderung mengalami penurunan dibandingkan kasus serupa pada tahun sebelumnya.
Hingga akhir Januari 2019 tercatat hanya sebanyak 11 kasus DBD atau menurun dibandingkan periode Januari 2018 yang mencapai 19 kasus.
"Kasus DBD di Kota Pekanbaru memang mengalami penurunan pada awal 2019 ini jika dibandingkan periode tahun sebelumnya. Namun kita tetap memantau terus perkembangannya," jelas Gustiyanti.
Adapun berdasarkan data periode 2018, terdapat sebanyak 358 kasus DBD di Kota Pekanbaru.
Dari jumlah itu, dua korban meninggal dunia di Kecamatan Pekanbaru Kota.
Sedangkan penderita paling banyak yakni laki-laki mencapai 192 orang atau sekitar 54%. Kemudian perempuan sebanyak 166 orang atau 46%.(OL-8)
Jambu biji kaya vitamin C, quercetin, dan trombinol yang membantu meningkatkan trombosit dan mempercepat pemulihan pasien demam berdarah (DBD).
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
Keputusan untuk memperpanjang status tanggap darurat merupakan bentuk komitmen Pemprov Riau dalam penanganan Karhutla.
Menteri KLH/BPLH, Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa dunia usaha harus mengambil peran aktif dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
Polda Riau sedang terus menginvestigasi motif para tersangka di balik insiden Karhutla.
Satgas Udara diperkuat dengan dua helikopter patroli, tiga helikopter water bombing, dan dua pesawat modifikasi cuaca milik BNPB.
BMKG memperingatkan tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan sekitarnya, menyusul puncak musim kemarau awal Agustus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved