Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Inflasi NTT Triwulan I 2019 Diperkirakan 2,30%-2,70%

Palce Amalo
18/1/2019 11:25
Inflasi NTT Triwulan I 2019 Diperkirakan 2,30%-2,70%
Gedung Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur di Jalan Raya El Tari Kupang.(ANTARA Foto/Bernadus Tokan)

INFLASI Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Triwulan I 2019 diperkirakan pada kisaran 2,30-2,70% year on year (yoy).

Kepala Unit Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur (NTT) Krisna Setioaji mengatakan terjaganya inflasi pada kisaran tersebut seiring turunnya harga komoditas bahan makanan pada penaikan harga yang cukup tinggi akhir 2018.

Ketika itu sejumlah komoditas mengalami lonjakan harga cukup tinggi seperti daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, bumbu dan sayuran. Penaikan harga juga terjadi pada tarif penerbangan. 

"Tarif angkutan udara di triwulan I 2019 diperkirakan mengalami inflasi meskipun masih relatif stabil yang didukung peningkatan frekuensi penerbangan," ujarnya di Kupang, Jumat (18/1).

Menurutnya potensi risiko inflasi yang perlu diwaspadai pada triwulan I 2019 yaitu faktor cuaca hujan serta gelombang tinggi.

 

Baca juga: Hujan Ekstrem Guyur Jawa Tengah Selatan

 

Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan produksi ternak terutama ayam dan telur berkurang karena ketahanannya berkurang, selain pasokan bibit dari daerah lain yang terhambat tinggi gelombang.

Gelombang laut yang tinggi juga berpotensi menyebabkan inflasi dari sisi ikan laut tangkap yang produksinya berkurang seiring terhambatnya aktivitas melaut para nelayan.

"Demikian juga pasokan bahan makanan dari daerah lain juga berpotensi terhambat seiring adanya gelombang tinggi," katanya.

Menurutnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) NTT sejak triwulan IV 2018 hingga saat ini terus fokus pada upaya pengendalian inflasi. Salah satunya, kata dia, melalui pengaturan bongkar-muat barang di pelabuhan yang diprioritaskan pada kebutuhan pokok, serta peningkatan tindakan operasi pasar dan inspeksi mendadak ke pasar-pasar tradisional.

Pada Desember 2018, inflasi NTT tercatat 2,09% merupkan inflasi tertinggi secara nasional.

Kepala Bidang Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik (BPS) NTT Damarce Sabuna mengatakan penyumbang utama inflasi Kota Kupang berasal dari dua kelompok pengeluaran yakni transportasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil inflasi tertinggi yakni 5,56%, dan kelompok bahan makanan menyumbang inflasi sebesar 4,31%. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya