Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pencarian Korban Longsor Sukabumi Dihentikan

Benny Bastiandy
07/1/2019 08:20
Pencarian Korban Longsor Sukabumi Dihentikan
Petugas SAR gabungan mengangkat jenazah korban longsor yang tertimbun material tanah di Desa Sirnaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (5/1/2019).(ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan)

PROSES pencarian satu korban tanah longsor yang masih tersisa di Dusun Cimapag, Kampung Garehong RT 05/04, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akhirnya dihentikan pada hari ketujuh, kemarin.

Penghentian pencarian korban yang teridentifikasi atas nama Rukaesih, 40, itu didasari pertimbangan atas kesepakatan semua pihak, termasuk pihak keluarga yang sudah mengikhlaskan.

"Hasil rapat internal TNI, Polri, Basarnas, BPBD, kepala desa, serta pihak keluarga, disepakati keputusannya bahwa proses pencarian evakuasi satu korban lagi dihentikan. Sesuai dengan protap, selama masa tanggap darurat bencana selama tujuh hari, hari ini (kemarin) merupakan terakhir pencarian. Penghentian sudah mendapatkan restu dan keikhlasan dari keluarga untuk tidak mencari lagi korban," kata Danrem 061/Suryakancana Kolonel Muhammad Hasan dalam konferensi pers di Posko Media Center, tadi malam.

Pencarian pada hari ketujuh, kata Hasan, tim satgas terpadu menemukan satu jenazah yang teridentifikasi merupakan Aryanah, 55. Jenazahnya ditemukan sekitar pukul 08.50 WIB.

Tim satgas kemarin masih bekerja sesuai dengan pola yang ditetapkan. "Hingga hari keenam (Sabtu), masih menyisakan dua korban. Hari ini (kemarin) setelah bekerja hampir satu hari penuh, kami menemukan satu jenazah atas nama Aryanah pada pukul 08.50. Hingga pukul 17.20, satu korban lagi belum ditemukan. Berarti hingga hari ini (kemarin) total korban yang kami temukan sebanyak 32 dari 33 orang yang tertimbun atau 97%," tuturnya.

Dengan disepakatinya penghentian proses pencarian korban terakhir, kata Hasan, semua personel akan ditarik dari lokasi. Hanya personel BPBD masih akan berada di lokasi hingga tiga hari ke depan. "BPBD akan melaksanakan pembenahan lokasi satgas serta menerima logistik untuk didistribusikan kepada seluruh keluarga korban ataupun keluarga lain yang terdampak. Dengan demikian, Posko Satgas yang telah kami bentuk sejak 31 Desember 2018 hingga 6 Januari akan ditutup," pungkasnya.

Hunian sementara

Terkait dengan pascatsunami di Selat Sunda, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melanjutkan dengan periode transisi darurat menuju peralihan. Dalam transisi selama dua bulan hingga Maret 2019 itu akan dibangun hunian sementara (huntara).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan huntara dibangun untuk menampung pengungsi pemilik rumah yang rusak berat dan rusak ringan.

"Huntara diperlukan untuk meminimalisasi gejolak sosial dan mengantisipasi musim hujan agar pengungsi dapat lebih nyaman. Diperlukan waktu selama dua bulan untuk membangun huntara sebelum dilakukan pembangunan hunian tetap yang waktunya lebih panjang," jelasnya saat dihubungi kemarin.

Pengerjaan fisik huntara, kata dia, akan dilakukan anggota TNI. Dana perbaikan rumah rusak ringan ditanggung pemda setempat. "Perbaikan rumah rusak berat dan sedang akan diusulkan melalui hibah rehabilitasi dan rekonstruksi ke BNPB," imbuhnya.

Tsunami Selat Sunda yang terjadi pada 22 Desember 2018 mengakibatkan 437 orang meninggal dunia, 9.061 luka, 10 hilang, dan 16.198 orang mengungsi. (Sru/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya