Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MASYARAKAT di Provinsi Bangka Belitung (Babel) diimbau untuk tidak percaya begitu saja mengenai informasi atau pemberitaan kebencanaan, jika sumber dalam informasi tersebut bukan berasal dari instansi-instansi yang berkompeten.
"Minggu-minggu ini ada beberapa infomasi mengenai bencana tsunami yang akan terjadi di Babel dan itu merupakan hoaks, masyarakat jangan percaya," imbau Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bangka Belitung (Babel) Mikron Antariksa, Minggu (6/1).
Ironisnya lagi, pelaku penyebar hoaks mengatasnamakan Sekda Babel, Yan Megawandi, yang dalam pesan singkatnya menyebutkan akan terjadi gempa dan tsunami akibat letusan Anak Krakatau.
"Ini sudah di bantah oleh Sekda kita, beliau mengatakan tidak pernah mengeluarkan informasi tentang bencana tersebut dan ini lagi-lagi hoaks," ujarnya.
Baca Juga: Polisi Tangkap Penyebar Hoaks Gelombang Tinggi Perairan Karawang
Penyebaran berita-berita hoaks ini sangat berbahaya karena dapat membuat masyarakat resah dan risau.
"Contohnya di Toboali, info hoaksnya akan ada tsunami, masyarakat panik dan resah, akhirnya mereka menyelamatkan diri ke lokasi yang lebih tinggi, padahal itu tidak benar," ungkap dia.
Ia pun meminta kepada masyarakat jika mendapatkan informasi tentang kebencanaan hendaknya melakukan cek kebenaran ke BMKG atau ke BPBD Babel.
"Yang berhak mengeluarkan informasi kebencanaan ini adalah BMKG, begitu pula BPBD, makanya kalau ada informasi terkait akan terjadi bencana hendaknya mencek kebenarannya terlebih dahulu," pungkasnya.(OL-5)
BMKG belum bisa menyimpulkan kapan gempa susulan akan berakhir.
PASCAGEMPA bumi magnitudo 6,0 yang terjadi pada 16 Juni 2021 pukul 11.43.08 WIB di Maluku Tengah, Maluku, yang berujung tsunami kecil, telah terjadi 25 kali gempa susulan.
Sebaran hoax yang tidak terbendung membingungkan masyarakat dan menjadi faktor penentu ketangguhan masyarakat dalam menghadapi suatu krisis.
Hal itu disampaikan Rahmat untuk menjawab kekhwatiran warga Sibolga dan Tapanuli Tengah yang mendadak berhamburan dari rumah pada Kamis dini hari terkait adanya isu tsunami.
Juli, warga Kota Gunungsitoli, Kamis (10/1), mengaku sudah mendengar isu air laut surut dan sepanjang sepengetahuannya hal tersebut merupakan pertanda akan terjadi tsunami di Kota Gunungsitoli.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved