Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PASCAGEMPA bumi magnitudo 6,0 yang terjadi pada 16 Juni 2021 pukul 11.43.08 WIB di Maluku Tengah, Maluku, yang berujung tsunami kecil, telah terjadi 25 kali gempa susulan.
"Sampai dengan hari Jumat (18/6) pukul 02.43.08 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa susulan sebanyak 25 kali, dengan magnitudo berkisar antara 1,9 dan 3,8," ujar Kepala bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono kepada Media Indonesia, Sabtu (19/6).
Dia menjelaskan mengingat magnitudo gempa susulan yang terjadi kekuatannya relatif kecil dengan aktivitas yang semakin jarang atau menurun, maka kepada sebagian warga Maluku Tengah yang saat ini sedang mengungsi dihimbau untuk kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasa.
"BMKG terus melakukan monitoring dan selalu mengupdate perkembangan gempa-gempa susulan dan menginformasikan kepada masyarakat," sebutnya
Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh dengan berita bohong (hoaks) yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sebelumnya, gempa yang mengguncang Maluku Tengah dan sekitarnya memiliki magnitudo update M6,0 terjadi pada hari Rabu, (16/6) sekira pukul 11.43 WIB. Dimana episenter gempa ini terletak di laut pada jarak 69 km arah tenggara Kota Masohi, Maluku Tengah, dengan kedalaman hiposenter 19 km.
"Hingga petang pukul 16.00 WIB, hasil monitoring BMKG telah terjadinya 16 gempa bumi susulan atau aftershock dengan magnitudo berkisar antara 1,9 - 3,7," ujar Daryono
Menurutnya, gempa yang terjadi ini merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktifitas sesar aktif yang diduga berasosiasi dengan Zona Sesar Kawa.
Sehingga hasil analisis mekanisme sumber gempa ini menunjukkan mekanisme pergerakan sesar turun atau normal fault.
Selanjutnya guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Tehoru, Masohi, Bula, Kairatu, Saparua, Wahai dalam skala intensitas III-IV MMI. Sedangkan di Pulau Ambon guncangan dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI.
"Gempa menyebabkan dampak kerusakan ringan pada beberapa bangunan di Kecamatan Tehoru, seperti kerusakan pagar Gereja Sounulu di Kecamatan Tehoru dan beberapa rumah warga mengalami retak," sebutnya.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Namun demikian berdasarkan hasil observasi tinggi muka air laut menunjukkan ada kenaikan dan terjadi tsunami kecil yang diduga kuat berkaitan longsoran bawah laut yang dipicu gempa. "Sehingga dapat kita saksikan beberapa rekaman adanya tsunami kecil yang melanda pantai," ujarnya.
Namun demikian, kejadian tsunami kecil ini terekam di Stasiun Tide Gauge Tehoru yang diperasikan oleh BIG dengan ketinggian maksimum sekitar 50 cm pada pukul 11.47 WIB (4 menit setelah gempa). Kejadian tsunami kecil juga terekam di Stasiun Tide Gauge Banda (BIG) dengan ketinggian maksimum 7 cm pada pukul 12.02 WIB (19 menit setelah gempa).
Rawan tsunami
Diketahui wilayah selatan seram merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami. Sebelumnya, di wilayah ini sudah terjadi gempa dan tsunami destruktif, seperti, Gempa dan Tsunami Ambon-Seram 1674 menyebabkan 2.243 orang meninggal, Gempa dan Tsunami Elpaputih 1899 menyebabkan 4.000 orang meninggal, Gempa dan Tsunami merusak di Ambon 1950, Gempa Ambon 2019 memyebabkan 31 orang meninggal.
Sedangkan di Indonesia tsunami yang dipicu longsoran sudah terjadi beberapa kali, seperti Tsunami Selat Sunda 1883, Tsunami Elpaputih 1899, Tsunami Lembata 1979, Tsunami Flores 1992, Tsunami Palu 2018, Tsunami Selat Sunda 2018 dan lain-lain.
Akibat gempa, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah hingga saat ini warga yang mengungsi di perbukitan di empat desa di Kecamatan Tehoru dan Telutih mencapai 7.227 orang.
Belum ada laporan korban jiwa akibat gempa magnitudo 6,1 di 40 km timur Kota Masohi, kedalaman 10 kilometer, namun sedikitnya ada 225 unit rumah mengalami rusak ringan hingga berat dan talud penahan ombak juga rusak. (H-2)
SEJAK tsunami Pangandaran pada 2006, tim peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN menyimpulkan bahwa tsunami raksasa di selatan Jawa memang pernah terjadi berulang. R
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
KEKHAWATIRAN akan tsunami besar di wilayah Pasifik mulai mereda pada Rabu (30/7), setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,8 mengguncang wilayah terpencil di Semenanjung Kamchatka, Rusia.
Pemerintah Jepang hingga saat ini masih belum mengakhiri peringatan tsunami imbas gempa Rusia dengan magnitudo 8,8 yang terjadi pada Rabu, 30 Juli 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Rabu (30/7) malam, resmi mengakhiri peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan pascagempa Kamchatka di Rusia.
GEMPA bumi yang terjadi di Kamchatka, Rusia sebesar Magnitudo 8,7 dapat meminimalisir jumlah korban didukung karena sistem peringatan dini yang sangat baik.
Studi terbaru ungkap Patahan Tintina di wilayah terpencil utara Kanada berpotensi memicu gempa bumi berkekuatan besar.
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
Satu orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Sindirgi, Turki, Minggu (10/8) malam.
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 3,7 mengguncang Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/8) pukul 08.21 Wita, tidak berpotensi tsunami.
Gempa ini terjadi akibat aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia.
Gunung Krasheninnikov di Kamchatka, Rusia, meletus untuk pertama kalinya sejak 1550, hanya beberapa hari setelah gempa bumi magnitudo 8,8.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved