Kasus Kematian Diplomat, Sejak 2013 Arya Daru Sering Konsultasi ke Organisasi Samaritans, Apa Itu?

Mohamad Farhan Zhuhri
29/7/2025 23:13
Kasus Kematian Diplomat, Sejak 2013 Arya Daru Sering Konsultasi ke Organisasi Samaritans, Apa Itu?
Keterangan pers terkait hasil penyelidikan dugaan kematian diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/7/2025)(MI/Susanto)

TIM Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya mengungkap temuan penting dari hasil digital forensik atas perangkat milik Arya Daru Pangayunan (ADP), diplomat Kementerian Luar Negeri yang ditemukan meninggal dunia di kamar indekosnya beberapa waktu lalu. 

Dari penelusuran terhadap laptop, ponsel, dan perangkat elektronik lainnya, polisi menemukan jejak digital terkait kondisi kejiwaan korban.

“Berdasarkan hasil digital forensik terhadap device milik korban (laptop DELL, MacBook Air, Samsung Note 9), ditemukan adanya history pencarian tentang penyakit korban dan kondisi yang dialami korban,” ujar anggota tim Siber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7).

Penyidik juga menemukan riwayat komunikasi antara akun email milik korban dengan akun dari organisasi Samaritans, sebuah badan amal di Inggris dan Irlandia yang memberikan dukungan emosional kepada individu dengan tekanan mental dan pikiran bunuh diri.

“Dalam komunikasi antara akun [email protected] dan akun [email protected], ditemukan bahwa ADP sejak tahun 2013 telah memiliki keinginan untuk bunuh diri. Pada 2021, keinginan tersebut diketahui semakin kuat,” lanjut Saji.

Samaritans merupakan organisasi yang menyediakan layanan konseling bersifat rahasia dan tanpa penghakiman, ditujukan bagi orang-orang yang tengah menghadapi krisis emosional, termasuk ide bunuh diri. Fakta bahwa Arya sempat menjalin komunikasi dengan organisasi tersebut menunjukkan bahwa ia pernah berupaya mencari pertolongan secara profesional.

Lebih lanjut, tim forensik siber menyatakan tidak ditemukan adanya bukti digital yang mengarah pada indikasi kekerasan atau ancaman dari pihak lain.

“Tidak ditemukan adanya informasi dan atau dokumen elektronik yang memiliki muatan ancaman, baik fisik, psikis, maupun kekerasan,” kata dia. (P-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya