Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PEMERINTAH Kota Depok Jawa Barat berencana akan mengirimkan 100 siswa bermasalah ke barak militer pada awal Juni 2025. Para siswa akan dididik secara militer tentang kedisiplinan dan pendidikan karakter.
Dihimpun dari keterangan di Balai Kota Depok, sebanyak 100 remaja usia 13-15 tahun akan dikirim ke Divisi I Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) pada awal Juni 2025. Dari 100 siswa yang akan dikirim tersebut, terdapat 25 remaja putri. Mereka akan digembleng secara militer selama 10 hari tentang kedisplinan dan wawasan kebangsaan.
Mereka juga mendapatkan materi pelajaran di sekolah selama mengikuti latihan dasar militer tersebut. Materi pelajaran diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Depok.
Aster Divisi I Kostrad Kolonel Infantri Wira Muharromah membenarkan akan memberikan kepada siswa tentang kedisplinan dan wawasan kebangsaan. "Mereka akan mengikuti kegiatan penguatan, pengembangan, dan pembinaan karakter, " katanya Jumat (30/5).
Wira berharap setelah mengikuti kegiatan penguatan, pengembangan, dan pembinaan karakter, maka para remaja ini terbiasa menerapkannya dalam kesehariannya.
Pengakuan Orangtua
Salah satu orangtua siswa, Santi mendukung penuh program siswa bermasalah masuk barak militer itu. Dia tidak keberatan anaknya dibina oleh TNI. Ia mengaku kewalahan mendidik anaknya di rumah.
"Sebelumnya persetujuan dulu ke orangtua, anak-anak akan dididik selama dua minggu. (keberatan?) Nggak saya mah, enak, anak saya bisa dididik," kata Santi.
Lebih lanjut, Santi mengeluh sulit mengatur anaknya. Makanya ia berharap program anak bermasalah masuk barak TNI dapat mengubah kelakuan anaknya. "Suka susah salat, sekolah susah, yang ada kenakalan mudah-mudahan dibawa ke sini ada hikmahnya, jadi lebih baik, di rumah susah, pusing, susah didengar. Mudah-mudahan selesai dari sini lebih baik," sambung Santi.
Selain itu, Santi menyebut dirinya sudah menyiapkan berbagai perlengkapan untuk anaknya jauh-jauh hari. Seperti seragam, alat tulis, pakaian olahraga, hingga perlengkapan mandi dan ember. "Memang sudah didaftarkan oleh sekolah, terus saya sebagai orang setuju dan dukung, semoga anak ini bisa berubahlah menjadi lebih baik," ucapnya.
Orangtua lainnya, Ita juga mendukung program ala Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat diterapkan di Kota Depok. "Gagasan ini memiliki niat baik untuk membentuk kedisiplinan pelajar," katanya (M-1)
FEDERASI Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyampaikan penolakan terhadap program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang mengirim pelajar bermasalah ke barak militer.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan, pemerintah akan melakukan pendalaman pada kebijakan Dedi Mulyadi mengirim siswa bermasalah ke barak militer.
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengaku belum diajak diskusi, terkait keputusan memasukkan siswa bermasalah ke barak TNI.
BELASAN siswa bermasalah dari SMA dan SMK di Kabupaten Indramayu mengikuti pembinaan di barak militer.
Tahap awal, penguatan pendidikan karakter siswa diikuti sebanyak 30 orang. Mereka merupakan para siswa jenjang pendidikan SMP.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dilaporkan ke Bareskrim Polri, Jakarta. Pelaporan ini buntut Dedi membuat program mengirimkan anak yang dianggap nakal ke barak militer.
Program ini merupakan bagian dari ikhtiar Pemerintah Kota Depok yang ingin menjadikan anak-anak sebagai generasi yang kuat, serta dapat mewujudkan cita-citanya sesuai harapan kelak.
Wakil Ketua KPAI mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menghentikan sementara program siswa dikirim ke barak.
KABAR dari Jawa Barat itu, yang programnya sudah berjalan hampir sebulan lamanya, seperti gemerisik yang tak sedap di tengah khidmatnya dunia pendidikan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved