Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PSI Desak Dedy Mulyadi Batalkan Rencana Study Tour SMA Negeri di Depok yang Berbiaya Rp3,8 Juta

Kisar Rajagukguk
15/2/2025 19:40
PSI Desak Dedy Mulyadi Batalkan Rencana Study Tour SMA Negeri di Depok yang Berbiaya Rp3,8 Juta
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.(Dok. MI)

PARTAI Solidaritas Indonesia (PSI) mendesak Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi untuk membatalkan rencana kegiatan lintas kurikulum atau study tour SMA Negeri 6 Kota Depok.

Desakan pembatalan study tour ini dicetuskan Ketua Investigasi PSI Kota Depok Icuk Pramana Putra. "Sekolah tidak mewajibkan piknik. Jadi kegiatan tersebut harus dibatalkan," kata Icuk, Sabtu (15/2).

Icuk menjelaskan bahwa SMA Negeri 6 Kota Depok merancang kegiatan study tour ke Bali. Namun banyak dari orang tua yang tidak setuju study tour ke Bali. "Kepada kami (PSI) banyak orang tua yang tidak setuju. Namun terpaksa mengikuti peraturan dari sekolah," jelasnya.

Alasan orang tua tidak setuju antara lain karena biaya study tour yang dipungut dari orang tua sangat mahal, kemudian khawatir bus rombongan pelajar kecelakaan. "Jangan sampai terulang lagi kecelakaan yang menimpa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Kota Depok di Subang, Jawa Barat," ucapnya.

Dikatakan, study tour tidak berdampak secara signifikan untuk kegiatan pembelajaran siswa. Selain itu,  saat terjadi musibah kecelakaan, sekolah sulit bertanggung jawab.

"Pembelajaran lintas kurikulum boleh tetapi jangan sampai memungut dana dari orang tua. Dana Operasional Sekolah (BOS) cukup digunakan untuk perpisahan, jangan jadikan study tour sebagai tradisi," tambahnya.

Ia mengatakan, untuk study tour ke Bali, SMA Negeri 6 Kota Depok yang berlokasi di Jalan Limo Raya, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo memungut uang Rp3,8 juta. "Ini memberatkan orang tua," ujarnya.

Senada, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Meruyung, Supian Dery  menilai pungutan untuk study tour sebesar Rp3,8 juta sangat mencekik dan memberatkan orang tua.

"Ini sangat memberatkan. Sebab  tidak semua orang tua murid berasal dari keluarga mampu, bahkan banyak diantaranya yang hidupnya pas-pasan dan jika dipaksa membayar uang study tour akan sangat memberatkan," katanya.

Dengan digelarnya study tour, jelas dia maka setidaknya orang tua harus lagi merogoh koceknya untuk jajan dan uang saku. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya