Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Warga Jakarta Diimbau Miliki APAR

Cahya Mulyana
24/1/2025 21:15
Warga Jakarta Diimbau Miliki APAR
ilustrasi.(Antara)

PELAKSANA Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengimbau kepada masyarakat Jakarta untuk memiliki alat pemadam api ringan (APAR) guna penanganan kebakaran di rumahnya.

“Yang tidak kalah penting (untuk penanganan kebakaran) APAR. Kalau bisa, pastikan rumah-rumah tempat kita tinggal ada peralatan proteksi kebakaran di rumahnya. Apabila terjadi kebakaran, maka mereka bisa melakukan pemadaman dini,” kata Satriadi di Jakarta, Jumat (24/1).

Menurut dia, daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran merupakan daerah yang padat hunian, memiliki bangunan semi-permanen, jauh dari pos pemadam kebakaran, tidak ada sumber apinya, dan tidak ada masyarakat yang secara aktif terlibat pemadaman. Berdasarkan data tahun 2024, wilayah Jakarta Selatan sebagai wilayah dengan frekuensi kebakaran tertinggi, yaitu sebanyak 516 kejadian kebakaran.

“Ada 22 variable yang menentukan daerah itu rawan kebakaran atau tidak. DKI Jakarta sudah memetakan daerah mana yang rawan kebakaran. Dari situ kita upayakan untuk fokus prioritaskan untuk pembagian APAR kepada masyarakat, melakukan antisipasi. Terus juga termasuk membangun hidran mandiri di daerah-daerah yang memang padat hunian. Sudah ada 40 titik yang kami bangun hidran mandiri di daerah-daerah yang padat hunian,” katanya.

Sebagai upaya penanganan kebakaran, Satriadi juga mengatakan pemahaman masyarakat sangat penting terhadap bahaya kebakaran lantaran penyebab kebakaran yang paling banyak terjadi di Jakarta adalah karena korsleting arus pendek listrik serta kompor gas.

Dengan mengetahui cara pencegahan, maka peristiwa kebakaran di Jakarta pun diharapkan dapat diminimalisir. “Jangan sampai gara-gara kelalaian satu rumah dampaknya kan bisa sampai berapa RT. Itu yang penting memang kesadaran dan pemahaman masyarakat,” jelas Satriadi. (Ant/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik