Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Dua Pasar Legendaris di Depok Jadi Sarang Jin

Kisar Rajaguguk
19/4/2024 17:15
Dua Pasar Legendaris di Depok Jadi Sarang Jin
Pasar Rakyat Jabar Juara.(MI/Kisar Rajaguguk)

DUA pasar tradisional di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), berubah menjadi sarang jin. Media Indonesia yang mengunjungi dua pasar tersebut, yaitu Pasar Musi dan Pasar Sawangan, merasakan langsung lumpuh dan matinya bisnis-bisnis esensial yang menyediakan produk atau layanan yang paling dibutuhkan (kebutuhan pokok) oleh masyarakat setiap hari.

Pasar Sawangan yang dinamai Pasar Rakyat Jabar Juara terletak di Jalan Muchtar, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan. Sejak diresmikian 8 April 2022 sampai sekarang pasar kosong melompong.

Sama dengan Pasar Musi Jalan Pasar Musi, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya. Sejak diresmikan 20 Januari 2020 sampai sekarang pasar sunyi senyap.

Baca juga : Harga Berbagai Cabai di Pasar Kemirimuka Depok Naik Lagi

Padahal, anggaran pembangunan pasar menelan biaya yang sangat besar. Untuk Pasar Rakyat Jabar Juara, anggaran pembangunan sebesar Rp11 miliar dan Pasar Musi sebesar Rp10 miliar.

Pasar Rakyat Jabar Juara tak sebesar ikonnya. Hanya terlihat segelintir warga yang sedang berlari atau bersepeda. Ada juga yang menarik napas sejenak setelah menuntaskan lari.

Kendaraan-kendaraan bermotor (roda empat dan roda dua) tidak pernah berhenti lalu lalang di jalan-jalan pasar itu. "Sejak diresmikan, pasar ini tak berpenghuni atau dihuni pedagang. Pasar tersebut tampak kusam. Toko, kios, dan los, dinding kayu, plafon, dan area parkir juga mulai rusak. Maklum, bangunan tidak ditempati sehingga mudah rusak," kata Budiman, warga setempat, Jumat (19/4).

Baca juga : Harga Bahan Pokok di Kota Depok semakin Meroket

Bus-bus kota tidak beroperasi seperti biasa mengisi kehampaan di jalan pasar itu. Hanya terlihat sesekali mobil atau sepeda motor melintas. "Pedagang sempat memadati pasar ini tetapi perlahan hilang bak ditelan bumi, " tutur Budiman.

Surga belanja Pasar Rakyat Jabar Juara yang diharapkan menopang ekonomi seperti tak bertuan. Budiman mendapat informasi tak beroperasinya Pasar Rakyat Jabar Juara Sawangan karena masalah internal. 

Itu karena Dinas Perdagangan dan Perindustrian membangun pasar tanpa restu penguasa wilayah. "Informasi yang saya peroleh begitu," ucapnya.

Baca juga : Dua Pekan Jelang Ramadan, Harga Beras di Cianjur belum Turun

Sementara Pasar Musi tidak dihuni pedagang karena lokasi letaknya tak menjual. Artinya, dagangan apapun dipamerkan di sana hanya akan merugikan pedagang.

Tomy, warga Kelurahan Abadijaya, mengatakan pedagang lebih memilih berjualan di bahu jalan. Hal itu karena bisa bertransaksi langsung dengan konsumen. 

"Di luar pasar, tersedia tempat-tempat bersantai seperti bangku juga meja untuk ngopi-ngopi. Arena bermain dan tempat terbuka di setiap lapak juga ada," kata Simson, warga lain.

Baca juga : Stok Kacang Kedelai di Pasar Tugu Kota Depok Langka

Simson mengatakan di Pasar Musi setiap hari hanya terdengar suara desahan angin dan tembok berpintu kayu bergesekan. Toko, kios, dan los tampak hancur. Sementara jalanan dan rumput area parkir gersang.

"Kehidupan pasar berakhir tanpa dihuni. Kondisi itu menyengsarakan. Ditambah jalanan yang rusak membuat para pedagang tak berminat. Pedagang mencari kehidupan yang lebih baik. Di luar area pasar, pedagang menyajikan dagangan yang warna-warni seperti beras, minyak goreng, bawang, cabai, tomat, ubi kayu, ubi jalar, daging, dan lainnya," ujar Simson.

Pimpinan Pasar Rakyat Jabar Juara Sawangan, Budi Setianto, dan Pasar Musi, Raden Hermawan, tak siap dikonfirmasi. Keduanya memilih bungkam karena takut kepada pimpinan di atas keduanya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya