Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
DUA pasar tradisional di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), berubah menjadi sarang jin. Media Indonesia yang mengunjungi dua pasar tersebut, yaitu Pasar Musi dan Pasar Sawangan, merasakan langsung lumpuh dan matinya bisnis-bisnis esensial yang menyediakan produk atau layanan yang paling dibutuhkan (kebutuhan pokok) oleh masyarakat setiap hari.
Pasar Sawangan yang dinamai Pasar Rakyat Jabar Juara terletak di Jalan Muchtar, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan. Sejak diresmikian 8 April 2022 sampai sekarang pasar kosong melompong.
Sama dengan Pasar Musi Jalan Pasar Musi, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya. Sejak diresmikan 20 Januari 2020 sampai sekarang pasar sunyi senyap.
Baca juga : Harga Berbagai Cabai di Pasar Kemirimuka Depok Naik Lagi
Padahal, anggaran pembangunan pasar menelan biaya yang sangat besar. Untuk Pasar Rakyat Jabar Juara, anggaran pembangunan sebesar Rp11 miliar dan Pasar Musi sebesar Rp10 miliar.
Pasar Rakyat Jabar Juara tak sebesar ikonnya. Hanya terlihat segelintir warga yang sedang berlari atau bersepeda. Ada juga yang menarik napas sejenak setelah menuntaskan lari.
Kendaraan-kendaraan bermotor (roda empat dan roda dua) tidak pernah berhenti lalu lalang di jalan-jalan pasar itu. "Sejak diresmikan, pasar ini tak berpenghuni atau dihuni pedagang. Pasar tersebut tampak kusam. Toko, kios, dan los, dinding kayu, plafon, dan area parkir juga mulai rusak. Maklum, bangunan tidak ditempati sehingga mudah rusak," kata Budiman, warga setempat, Jumat (19/4).
Baca juga : Harga Bahan Pokok di Kota Depok semakin Meroket
Bus-bus kota tidak beroperasi seperti biasa mengisi kehampaan di jalan pasar itu. Hanya terlihat sesekali mobil atau sepeda motor melintas. "Pedagang sempat memadati pasar ini tetapi perlahan hilang bak ditelan bumi, " tutur Budiman.
Surga belanja Pasar Rakyat Jabar Juara yang diharapkan menopang ekonomi seperti tak bertuan. Budiman mendapat informasi tak beroperasinya Pasar Rakyat Jabar Juara Sawangan karena masalah internal.
Itu karena Dinas Perdagangan dan Perindustrian membangun pasar tanpa restu penguasa wilayah. "Informasi yang saya peroleh begitu," ucapnya.
Baca juga : Dua Pekan Jelang Ramadan, Harga Beras di Cianjur belum Turun
Sementara Pasar Musi tidak dihuni pedagang karena lokasi letaknya tak menjual. Artinya, dagangan apapun dipamerkan di sana hanya akan merugikan pedagang.
Tomy, warga Kelurahan Abadijaya, mengatakan pedagang lebih memilih berjualan di bahu jalan. Hal itu karena bisa bertransaksi langsung dengan konsumen.
"Di luar pasar, tersedia tempat-tempat bersantai seperti bangku juga meja untuk ngopi-ngopi. Arena bermain dan tempat terbuka di setiap lapak juga ada," kata Simson, warga lain.
Baca juga : Stok Kacang Kedelai di Pasar Tugu Kota Depok Langka
Simson mengatakan di Pasar Musi setiap hari hanya terdengar suara desahan angin dan tembok berpintu kayu bergesekan. Toko, kios, dan los tampak hancur. Sementara jalanan dan rumput area parkir gersang.
"Kehidupan pasar berakhir tanpa dihuni. Kondisi itu menyengsarakan. Ditambah jalanan yang rusak membuat para pedagang tak berminat. Pedagang mencari kehidupan yang lebih baik. Di luar area pasar, pedagang menyajikan dagangan yang warna-warni seperti beras, minyak goreng, bawang, cabai, tomat, ubi kayu, ubi jalar, daging, dan lainnya," ujar Simson.
Pimpinan Pasar Rakyat Jabar Juara Sawangan, Budi Setianto, dan Pasar Musi, Raden Hermawan, tak siap dikonfirmasi. Keduanya memilih bungkam karena takut kepada pimpinan di atas keduanya. (Z-2)
Dampaknya, akses jalan satu-satunya menuju wilayah Kelurahan Cilangkap dan sekitarnya ditutup sementara.
Lurah Sukamaju Baru Nurhadi mengatakan pihak Kelurahan bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas telah memanggil kedua pihak.
Tanah longsor di Sukamaju Baru dan Harjamukti timbul karena air hujan yang meresap ke dalam tanah sehingga memicu pergerakan tanah.
Perpanjangan pemutihan pajak kendaraan tersebut diberlakukan mengingat antrean masyarakat yang masih terjadi
Ketentuan itu tidak berlaku jika penyebab meninggal karena terlibat aksi kriminal, terkena HIV/AIDS, dan bunuh diri.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Depok mengalokasikan anggaran Rp50 miliar untuk merenovasi bangunan 2 Sekolah Menengah Pertama Negeri atau SMPN.
Melambungnya harga beras tersebut, telah mengusik pendapatan atau terganggu keuntungan yang mereka peroleh dari hasil penjualan.
Tindakan yang dilakukan oleh Satpol PP tidak memiliki asas kebermanfaatan dan hanya membuat gaduh.
Ketiga WNA tersebut diperiksa penyidik setelah hebohnya warga menyaksijan vidio viral atas keributan terjadi di pasar tradisional tersebut,
Bahkan berdasarkan pemeriksaan juga, ketiga WNA asal Iran ini melakuhan aksinya di dua tempat yakni Pasar Ratu dan Pasar Welahan, Kabupaten Jepara,
Tim Saber Pungli diturunkan dan berhasil mengamankan puluhan orang yang diduga preman karena diduga telah mengganggu aktivitas perekonomian di Pasar Sandang Jatibarang.
SATGAS Pangan Polri bersama Badan Kebijakan Perdagangan (BKPN) Kementerian Perdagangan memonitor harga dan ketersediaan bahan pokok untuk memastikan stabilitas harga bahan pokok
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved