Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AKSI tawuran masih terus terjadi di wilayah DKI Jakarta. Seperti di bulan Ramadan ini, banyak remaja-remaja tanggung yang melakukan konvoi dengan dalih bagi-bagi takjil jelang berbuka puasa, namun malah mencari lawan untuk melakukan tawuran.
Menurut pengamat sosial dari Universitas Indonesia Devie Rahmawati, aksi tawuran yang sering terjadi belakangan ini disebabkan oleh kondisi emosional dari anak-anak dan remaja yang cenderung masih tinggi. Ditambah lagi, pertumbuhan otak dari para remaja tersebut juga belum cukup sempurna.
"Anak-anak dan remaja itu punya potensi untuk bergesekan karena memang mereka kemampuan otaknya itu baru tumbuh sempurna di atas 24 tahun. Jadi dibawah itu mereka akan menggunakan emosi sebagai setir dari kehidupan mereka ketika menghadapi persoalan, sehingga konflik sosial mudah terjadi karena gesekan emosi tadi," kata Devie saat dihubungi, Selasa (2/4).
Baca juga : Polda Metro Jaya Akan Tindak Remaja yang Konvoi Mengganggu Ketertiban
Selain masalah emosional, kata Devie, permasalahan tawuran tersebut juga terjadi akibat pola asuh modern yang ada saat ini. Menurutnya, masih banyak orang tua yang terlalu memberikan kebebasan serta memfasilitasi apapun kepada anak-anaknya. Sehingga, anak atau remaja tersebut dapat melakukan hal apapun karena tidak adanya pengawasan dari orang tua.
"Seperti halnya orang tua yang memfasilitasi anaknya kendaraan bermotor namun anak tersebut belum punya SIM. Tentunya hal itu membuat jangkauan dan sumber daya mereka semakin besar untuk kemudian berkumpul-kumpul yang berpotensi berujung pada gesekan sosial," ujarnya.
Oleh karena itu, Devie mendorong agar para orang tua dapat memberikan pengawasan dan tidak memberikan fasilitas berlebih terhadap anak-anaknya. Bahkan, ia mendorong agar ada denda untuk para orang tua jika anak-anaknya melakukan kegiatan yang melanggar hukum.
"Kita harus sadar bukan anak-anak yang salah, yang salah itu orang tuanya dan itu harus dihukum. Karena anak itu tidak bisa memahami hal tersebut, secara alami remaja itu baru bisa berpikir diatas 24 tahun. Jadi dari orang rumah itu harus bekerja sama dengan baik memastikan anak-anaknya berkegiatan dengan baik dan produktif," tuturnya. (Fik/Z-7)
Melalui pembaruan fitur Pelibatan Keluarga, TikTok berupaya agar orangtua dan wali dapat lebih terlibat dalam mendampingi pengalaman digital anak remaja mereka
Anak dan remaja membutuhkan ruang yang aman dan suportif untuk menyalurkan tekanan emosional yang mereka rasakan, terutama pada masa transisi seperti awal tahun ajaran baru.
Keterlibatan remaja sejak awal menjadi fondasi utama Gerakan RAW termasuk dalam merumuskan nama, nilai, dan arah strategis yang mencerminkan suara dan kebutuhan mereka.
Kasus diabetes pada anak muda makin meningkat akibat pola makan buruk dan gaya hidup pasif. Kenali penyebab, dampak, dan cara pencegahannya sejak dini.
Banyak orang tua lupa memeriksakan kesehatan remaja secara rutin. Padahal, masa remaja rentan terhadap masalah pubertas
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Penelitian terbaru mengungkap AI modern seperti ChatGPT mampu menjawab tes kecerdasan emosional lebih akurat dibanding manusia.
Studi terbaru di Korea Selatan menunjukkan jam kerja panjang dapat mengubah struktur otak, terutama pada area yang mengatur emosi dan fungsi kognitif.
AKTRIS Luna Maya dikabarkan akan segera menikah dengan aktor Maxime Bouttier pada Rabu (7/5) di Ubud, Bali. Selebriti Melaney Ricardo berpesan kepada Luna untuk tidak stres
Gutomo Edi Saputra bertanggungjawab atas kematian Anggi Anggara dalam sebuah pertengkaran di Pasar Angso Duo, Kota Jambi. Ia mengabisi lawannya dengan sebilah pisau pemotong pempek
Pelajari seni kalimat persuasif! Kuasai teknik meyakinkan, mempengaruhi, dan menginspirasi orang lain dengan kata-kata yang tepat dan efektif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved