Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
DEPUTI Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto memperingatkan agar Pemprov DKI Jakarta mewaspadai potensi curah hujan ektrem yang diperkirakan akan terjadi di Ibu kota hingga akhir bulan ini.
Ia mengatakan, hal itu berdasarkan data curah hujan yang terjadi pada rata-rata musim hujan di Jakarta selama 30 tahun terakhir.
Curah hujan tertinggi pada puncak musim hujan di Jakarta, sambungnya, umumnya terjadi pada Februari. Seperti pada 2017, 2018, dan 2021. Sementara pada 2019-2020 puncak musim hujan terjadi pada 31 Desember 2019 dan 1 Januari 2020 di mana curah hujan hingga 377 mm.
Baca juga : Potensi Hujan Lebat dan Kilat di Sejumlah Wilayah Jawa Tengah pada 10 Februari 2024
"Kalau melihat grafik normal curah hujan dasarian 1 itu bahkan sampai 140 mm. Kemudian di Februari dasarian 2 itu 130-an mm. Sampai Maret dan April menurun," kata Guswanto saat dihubungi Media Indonesia, Kamis (15/2).
Ia mencontohkan, kemarin (14/2) pada hari pemungutan suara curah hujan di Jakarta terjadi hingga 180 mm. Hal ini kemudian menyebabkan banjir menimpa puluhan TPS dan bahkan beberapa TPS harus melakukan penundaan pemungutan suara terutama di wilayah Jakarta Utara.
Di sisi lain, Guswanto menjelaskan, curah hujan ekstrem yang diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir bulan ini juga terjadi karena ada keterlambatan datangnya musim hujan wilayah DKI Jakarta. Keterlambatan ini disebabkan faktor El Nino yang berdampak pada musim kemarau yang menjadi lebih panjang.
Baca juga : BMKG Ingatkan Sultra Soal Ancaman Cuaca Ekstrem
"Paling nggak sampai akhir bulan ini. Karena kan kemarin pada waktu permulaan musim hujan itu kan ada delay, ada penundaan. Mundur. Termasuk DKI mundur 1 dasarian," jelasnya.
DKI juga masih harus mewaspadai curah hujan tinggi yang bersamaan dengan pasang air laut yang menyebabkan banjir rob.
"Karena kalau ada amplifikasi, ada hujan tapi tidak bisa dibuang ke laut karena air lautnya tinggi ditambah rob. Itu harus diwaspadai," tandasnya. (Z-5)
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di pekan kedua bulan Agustus 2025. Data tersebut dihimpun pada periode 11 hingga 12 Agustus 2025
CUACA ekstrem berpotensi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Senin (12/8), hujan ringan hingga lebat mengguyur sebagian besar daerah sehingga diminta warga untuk waspada
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, cerah berawan, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang
Gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah masih berlangsung dengan ketinggian 1,25-3,5 meter sehingga cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
Gelombang tinggi di perairan tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
CUACA ekstrem tak hanya menjadi ancaman di musim penghujan. Dalam beberapa hari terakhir, hujan deras hingga ekstrem kembali mengguyur sejumlah wilayah di Tanah Air,
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
BMKG melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap ketiga di Provinsi Riau untuk upaya preventif memperpanjang masa tanggap darurat karhutla
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir.
Masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di DKI Jakarta masih diimbau untuk waspada terhadap kondisi cuaca.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Jambi selama 10 hari, sejak 10 hingga 19 Agustus 2025.
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai potensi banjir di wilayah Jabodetabek.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved