Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan adanya potensi banjir di wilayah Jakarta hingga 10 Februari 2024. Pasalnya, berdasarkan pemantauan BRIN, ada potensi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Jabodetabek rentang waktu tersebut.
Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin mengungkapkan, saat ini, distribusi hujan di Jabodetabek menunjukkan intensitas hampir mencapai 60 mm, artinya, itu merupakan hujan dengan kategori lebat.
Ke depan, intensitas harian hujan rata-rata di Jabodetabek akan meningkat sampai 80 mm.
Baca juga : BMKG: Jabodetabek akan Dilanda Hujan Deras dan Cuaca Ekstrem hingga 10 Januari
“Kalau sampai 10 Februari hujan terus lanjut, segera mitigasi banjir Jakarta jika meluas. Ingat, Jakarta juga dapat kiriman dari Bogor,” kata Erma dalam konferensi pers yang diadakan di kantor BRIN, Jakarta Pusat (31/1).
Menurut Erma, peningkatan intensitas hujan di wilayah Jabodetabek disebabkan oleh tiga fenomena. Pertama, menghangatnya laut Jawa. Ia menjelaskan, peningkatan suhu pada permukaan laut jawa menyebabkan kelembaan yang sangat tinggi, yang mengakibatkan hujan di laut tidak kunjung habis. Akhirnya, hujan di laut itu akan ditransfer ke darat dengan angin utara.
Selanjutnya, ada fenomena cens yang berperan untuk membuat hujan menjalar dari Lampung ke Jakarta. Hal ini mengakibatkan di Jakarta rentan terbentuk awan hujan yang tidak habis-habis.
Baca juga : BRIN Prediksi Ada Potensi Banjir Besar di Jabodetabek pada 28 Desember 2022
Berikutnya, adanya fenomena monsun asia yang merupakan angin musim yang terjadi di Samudra Hindia dan sebelah selatan asia.
“Jadi kalau berdasarkan data kami, sampai Februari 2024 kita belum lepas dari hujan-hujan hari ini, dan itu terjadi sepanjang hari. Kita sebutnya presisten,” ucap Erma.
Pada kesempatan itu, Ketua Tropical Cyclone Warning Center TCWC Agie Wandala Putra mengungkapkan, dengan adanya perubahan iklim, cuaca ekstrem jelas akan semakin sering terjadi.
Baca juga : Banjir Meluas ke Pesisir Timur Jambi, Ribuan Rumah Warga Terendam
Karenanya, dibutuhkan perubahan paradigma masyarakat untuk meminimalisir dampak dari cuaca ekstrem. Saat ini, Agie menilali bahwa peningkatan kesadaran masyarakat akan ancaman bencana hidrometeorlogi menjadi hal yang sangat penting di Indonesia.
“Kalau dulu kita ‘nerimo’ dengan kondisi cuaca hujan, kita sudah harus swift paradigma bahwa prediksi iklim untuk kebutuhan kita sehari-hari dan kita harus membacanya sesuai dengan konteks kebutuhan,” ungkap Agie.
Menurut dia, masyarakat direkomendasikan untuk melakukan kesiapan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi, seperti kesiapsiagaan logistik penyelamatan dan pascabencana, membersihkan saluran air, memastikan aliran air tidak terhambat dan menyimpan barang-barang di tempat yang aman.
Baca juga : Sebagian Wilayah Jawa Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
“Selain itu melakukan perencanaan evakuasi yang terorganisir saat terjadi bencana hidrometeorologis, dengan mematuhi komando dari aparat pemerintah setempat,” ucap dia.
Ia juga mengimbau agar masyarakat menjaga keselamatan dan kesehatan pada musim hujan dengan membawa peralatan pelindung sperti membawa payung dan jas hujan. Di samping itu, perbanyak konsumsi makanan bergizi seperti buah, sayur-sayuran dan vitamin serta air putih yang cukup. (Z-5)
Baca juga : Cuaca Ekstrem, Bencana Banjir Kembali Landa Semarang
Air yang menggenang di sekitar rumah saat banjir dapat memicu sejumlah penyakit seperti diare, penyakit kulit dan leptospirosis.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
. Kami sudah berkoordinasi dengan para camat untuk segera melakukan gerakan bersama mencegah banjir di musim penghujan,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun 12 kolam retensi, menjelang musim hujan.
Saat hujan, rasanya paling pas menikmati hidangan yang hangat dan berkuah. Di Jakarta, ada banyak pilihan kuliner yang cocok disantap saat cuaca dingin.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Cicalengka terendam banjir pada Kamis (30/11) malam.
HUJAN deras yang terjadi pada Kamis, (11/1) menyebabkan tebing setinggi 20 meter di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Cigalontang dan Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya longsor.
HUJAN deras yang terjadi sejak Kamis, (11/1) siang membuat sejumlah kawasan di Kabupaten Bandung Jawa Barat (Jabar), kembali terendam banjir.
Masyarakat yang akan berlibur ke Lembang diimbau untuk menghindari titik rawan longsor. Salah satunya di Jalan Kolonel Masturi, tepatnya dekat lokasi wisata Curug Pelangi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved