Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DPRD DKI Jakarta menuding kinerja atas pengawasan dan pengendalian kualitas udara dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta meragukan profesionalismenya. Keraguan itu disampaikan anggota Komisi D Fraksi PSI, Justin Adrian. Sebab, kualitas udara di wilayah DKI Jakarta saat ini justru terus mengalami pemburukan.
"Melihat polusi udara yang nyata terjadi saat ini, Dewan menyangsikan pengawasan dan penindakan tidak tegas dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta," ujar Justin saat dikonfirmasi, Selasa (13/6).
Menurut dia, kondisi ini semakin parah dengan lemahnya penindakan terhadap aktivitas industri di Jakarta yang menghasilkan polusi dan limbah.
Baca juga: Kualitas Udara yang Buruk Berbahaya bagi Kesehatan Anak
Berdasarkan data IQAir menyebutkan kualitas udara Jakarta pagi ini contohnya, dinyatakan peringkat ketiga terburuk di dunia. Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah memiliki anggaran untuk melakukan pengawasan dan penindakan agar pengendalian kualitas udara berlangsung maksimal.
"Dinas Lingkungan Hidup punya anggaran untuk melakukan pengawasan dengan sangsi pelaksanaannya. Karena apa? Ini penindakan berapa banyak? Masih sebatas teguran atau gimana?" kata Justin.
Baca juga: Kualitas Udara Memburuk Tiap Kemarau
Berdasarkan data hasil pemantauan IQAIr, Provinsi DKI Jakarta berada di urutan kelima sebagai wilayah dengan kualitas udara terburuk di dunia. Sebelumnya, DLH DKI Jakarta menyampaikan, kualitas udara di Jakarta beberapa waktu belakangan dipengaruhi musim kemarau.
Menyangkut buruknya kualitas udara Jakarta ditanggapi dengan kelakarnya Pj Gubernur DKI, Heru Budi Hartono, menyatakan, pihaknya hendak Tiup Polusi dari udara Ibu Kota.
Kawasan Industri Sub-Koordinator Kelompok Pemantauan Lingkungan Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Rahmawati, menjelaskan, musim kemarau membuat konsentrasi polutan di wilayah Jakarta meningkat.
"Secara periodik, kualitas udara di Jakarta akan mengalami peningkatan konsentrasi polutan udara ketika memasuki musim kemarau yaitu bulan Mei hingga Agustus," ujar Rahmawati.
Dia memaparkan, peningkatan konsentrasi polutan di Jakarta sudah terlihat sejak April 2023. Ketika itu, rata-rata bulanan konsentrasi PM 2,5 sebesar 29,75 mikrogram per kubik.
Angka ini kemudian naik hampir dua kali lipat menjadi 50,21 mikrogram per kubik pada Mei 2023. Namun, konsentrasi polutan akan berangsur-angsur menurun setelah melewati musim kemarau.
"Akan menurun saat memasuki musim penghujan September-Desember. Hal tersebut terlihat dari tren konsentrasi PM 2,5 tahun 2019 sampai 2023," kata Rahmawati. (Z-10)
Kualitas udara yang buruk merupakan isu yang semakin mengkhawatirkan di berbagai kota besar di dunia terutama di Indonesia.
Berdasarkan data per Rabu (15/6) siang, IQ Air mencatat indeks kualitas udara di Jakarta mencapai 188, atau masuk kategori tidak sehat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya akan berupaya mengatasi persoalan kualitas udara di Ibu Kota yang memburuk.
Anies mengakui Pemprov DKI tak bisa bekerja sendiri karena mobilitas juga datang dari wilayah penyangga
BMKG menjelaskan menurunnya kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya disebabkan oleh kombinasi antara sumber emisi dari kontributor polusi udara.
Anies mengajak seluruh wilayah yang menopang Jakarta bersama-sama mengambil tanggung jawab mengenai memburuknya kualitas udara akhir-akhir ini.
Munculnya jerawat pada wajah dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya makanan yang dikonsumsi.
Mencegah polutan di rumah bisa dimulai dengan mengidentifikasi sumbernya dari mana sehingga bisa dihilangkan.
Buah yang mengandung banyak air, seperti semangka dan jeruk, sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan mikronutrien anak-anak.
Jangka pendek, bahaya timbel bisa masuk ke tubuh melalui inhalasi atau ingesti yang dihirup atau pun melalui makanan yang terserap oleh darah dan mengganggu fungsi organ.
Risiko ini akan menjadi jauh lebih mungkin dialami oleh masyarakat yang tinggal di kawasan metropolitan seperti Jabodetabek.
Kemajuan di bidang kedokteran estetika menghasilkan terapi yang dapat memperbaiki kondisi kulit, termasuk menyamarkan tanda-tanda penuaan di wajah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved