Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DPRD DKI Jakarta menuding kinerja atas pengawasan dan pengendalian kualitas udara dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta meragukan profesionalismenya. Keraguan itu disampaikan anggota Komisi D Fraksi PSI, Justin Adrian. Sebab, kualitas udara di wilayah DKI Jakarta saat ini justru terus mengalami pemburukan.
"Melihat polusi udara yang nyata terjadi saat ini, Dewan menyangsikan pengawasan dan penindakan tidak tegas dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta," ujar Justin saat dikonfirmasi, Selasa (13/6).
Menurut dia, kondisi ini semakin parah dengan lemahnya penindakan terhadap aktivitas industri di Jakarta yang menghasilkan polusi dan limbah.
Baca juga: Kualitas Udara yang Buruk Berbahaya bagi Kesehatan Anak
Berdasarkan data IQAir menyebutkan kualitas udara Jakarta pagi ini contohnya, dinyatakan peringkat ketiga terburuk di dunia. Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah memiliki anggaran untuk melakukan pengawasan dan penindakan agar pengendalian kualitas udara berlangsung maksimal.
"Dinas Lingkungan Hidup punya anggaran untuk melakukan pengawasan dengan sangsi pelaksanaannya. Karena apa? Ini penindakan berapa banyak? Masih sebatas teguran atau gimana?" kata Justin.
Baca juga: Kualitas Udara Memburuk Tiap Kemarau
Berdasarkan data hasil pemantauan IQAIr, Provinsi DKI Jakarta berada di urutan kelima sebagai wilayah dengan kualitas udara terburuk di dunia. Sebelumnya, DLH DKI Jakarta menyampaikan, kualitas udara di Jakarta beberapa waktu belakangan dipengaruhi musim kemarau.
Menyangkut buruknya kualitas udara Jakarta ditanggapi dengan kelakarnya Pj Gubernur DKI, Heru Budi Hartono, menyatakan, pihaknya hendak Tiup Polusi dari udara Ibu Kota.
Kawasan Industri Sub-Koordinator Kelompok Pemantauan Lingkungan Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Rahmawati, menjelaskan, musim kemarau membuat konsentrasi polutan di wilayah Jakarta meningkat.
"Secara periodik, kualitas udara di Jakarta akan mengalami peningkatan konsentrasi polutan udara ketika memasuki musim kemarau yaitu bulan Mei hingga Agustus," ujar Rahmawati.
Dia memaparkan, peningkatan konsentrasi polutan di Jakarta sudah terlihat sejak April 2023. Ketika itu, rata-rata bulanan konsentrasi PM 2,5 sebesar 29,75 mikrogram per kubik.
Angka ini kemudian naik hampir dua kali lipat menjadi 50,21 mikrogram per kubik pada Mei 2023. Namun, konsentrasi polutan akan berangsur-angsur menurun setelah melewati musim kemarau.
"Akan menurun saat memasuki musim penghujan September-Desember. Hal tersebut terlihat dari tren konsentrasi PM 2,5 tahun 2019 sampai 2023," kata Rahmawati. (Z-10)
KLH KLH akan memberlakukan pengawasan ketat terhadap 4 ribu cerobong asap di 48 kawasan industri sekitar Jabodetabek. Hal itu dilakukan dalam upaya memperbaiki kualitas udara di Jabodetabek.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.25 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 152 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, pada pukul 04.10 WIB, berada di angka 118 atau masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.
Warga dapat mengakses informasi kualitas udara Jakarta secara real-time melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI)
Berdasarkan pantauan pada pukul 05.40 WIB, Indeks Kualitas Udara di Jakarta berada pada angka 153 dan partikel halus berdiameter 2,5 mikro meter di angka 58 mikrogram per meter kubik.
Penggunaan BBM euro 4 bisa menekan beban polusi udara Jabodetabek secara signifikan karena bisa menurunkan hampir 90% polutan.
Kampanye ini menghadirkan instalasi visual mencolok berupa “gelembung transparan” yang ditempati oleh aktor, sebagai simbol perbedaan perlindungan antara segelintir orang.
Dampak polusi udara tidak hanya dirasakan secara fisik melalui gangguan kesehatan, tetapi juga secara ekonomi akibat penurunan produktivitas masyarakat.
Dengan peningkatan penggunaan mobil dan sepeda motor pribadi, serta penambahan frekuensi kereta api, bus, dan penerbangan, emisi gas rumah kaca dan jejak karbon transportasi akan meningkat.
Anak-anak adalah salah satu kelompok yang paling rentan terdampak polusi udara, mulai dari permasalahan tumbuh-kembang hingga performa akademik.
Bicara Udara berharap kepemimpinan baru Jakarta segera mengambil langkah konkret demi memastikan udara yang lebih bersih dan sehat bagi warga Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved