Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PEMBAHASAN rancangan peraturan daerah (raperda) pengendalian lalu lintas secara elektronik (PL2SE) telah dua kali ditunda. Pembahasan raperda yang mengakomodir program jalan berbayar elektronik atau 'electronic road pricing' (ERP) itu ditunda oleh DPRD DKI Jakarta karena ketidakhadiran Asisten Sekda DKI Bidang Perekonomian dan Keuangan Sri Haryati.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan akan memastikan Sri akan hadir dalam kesempatan rapat berikutnya.
Baca juga: Mahasiswa UI Meninggal karena Kecelakaan Jadi Tersangka, ini Alasan Polisi
"Ya nanti diundang lagi Bu Asisten," kata Heru ditemui saat meninjau Kantor Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (27/1).
Heru pun menyebutkan tak perlu terburu-buru dalam membahas raperda itu. Pembahasan ERP diharapkan dapat sematang dan sekomprehensif mungkin dengan melibatkan berbagai pihak termasuk para ahli agar maksimal dan tepat guna saat diterapkan.
"Ya itu kan masih jauh. Masih lama. Perlu tahapan-tahapan. Penerapannya pun bertahap. Masyarakat tidak perlu takut. Kan nggak lamgsung saat disahkan terus langsung saat itu juga. Nggak. " ujar Heru.
Heru juga menegaskan, penerapan ERP harus diiringi dengan kemampuan angkutan umum yang baik. Oleh sebab itu, pihaknya juga memaksimalkan perbaikan dan pengembangan layanan angkutan umum selama ERP belum diterapkan.
Namun demikian, pembahasan raperda ini tetap menjadi prioritasnya. Sebab, ia berharap di era kepemimpinannya raperda PL2SE itu bisa disahkan agar dapat menjadi payung hukum kebijakan ERP. Sehingga, kebijakan yang tertunda senak 2018 lalu itu bisa tetap dilanjutkan oleh siapapun pemimpin Jakarta nantinya.
"Pemda DKI ini kan selamanya ada. Jadi minimal tatanan hukumnya ada dulu. Sekarang juga sedang mendengarkan keinginan maupun keluhan-keluhan dari masyarakat," terang Heru. (OL-6)
Sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan kualitas hidup masyarakat DKI Jakarta.
Ia menilai, peran DPRD terkait fungsi pengawasan kepada jajaran eksekutif kurang efektif. Pasalnya, saat ini penilaian hanya tertumpu pada penyerapan anggaran.
Kepala Dinas PUPR OKU Nopriansyah menawarkan sembilan proyek kepada Fauzi dan Ahmad Sugeng Santoso. Proyek tersebut mencakup komitmen fee 22%.
Anggota DPRD dari PDIP juga harus bisa melakukan advokasi pada kepentingan-kepentingan rakyat.
Tindakan yang dilakukan oleh Satpol PP tidak memiliki asas kebermanfaatan dan hanya membuat gaduh.
Kejadian pemadaman listrik itu bertepatan dengan Penampahan Hari Raya Kuningan, ketika umat Hindu di Bali harus menyelesaikan perlengkapan persembahyangan di keesokan harinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved