Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AHLI sosiologi agama, Jamhari, menepis dugaan bahwa satu keluarga yang ditemukan tewas mengering di Kalideres, Jakarta Barat, merupakan pengikut dari sekte tertentu.
Menurut Jamhari, mengatakan keluarga tersebut tewas secara wajar karena penyakit. "Mereka bukan penganut sekte, apalagi apokaliptik. Mereka orang normal yang bisa meninggal secara wajar, karena penyakit dan lain-lain," jelasnya dalam konferensi pers, Jumat (9/12).
Sebelumnya, ditemukan buku lintas agama dari rumah keluarga tersebut. Mulai dari buku agama Kristen, Islam, hingga Buddha. Setelah dilihat dan dibaca, Jamhari menyimpulkan tidak ada yang aneh dalam buku tersebut.
Baca juga: Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Kematian Keluarga di Kalideres
Adapun buku yang dibaca anggota keluarga itu mudah ditemukan dan dibeli di tempat umum. "Saya kira ini bukan menunjukkan bahwa mereka sedang mengkaji suatu pemahaman sekte atau keagamaan tertentu," imbuh Jamhari.
Jamhari juga menyoroti tulisan ayat Alquran disertai dengan minuman jeruk nipis. Temuan itu merupakan ramuan obat biasa, yang disertai doa sebagai harapan untuk menyembuhkan penyakit. Selain itu, Jamhari menemukan ayat Alquran yang merupakan doa untuk mempermudah jodoh.
"Misalnya, ada satu ayat Al-quran yang diambil dari surat Yusuf, yang biasanya dipakai untuk memperlancar jodoh. Supaya mendapatkan kharisma aura untuk melancarkan jodoh," tuturnya.
Oleh karena itu, Jamhari menyimpulkan ritual yang dilakukan keluarga itu bukan hal yang aneh dan diyakini juga dilakukan oleh orang kebanyakan. "Saya kira ini ritual biasa yang bisa dilakukan," pungkas Jamhari.
Baca juga: Polisi Ungkap Penyebab Balita di Apartemen Kalibata City Tewas
Diketahui, empat orang yang merupakan satu keluarga ditemukan tewas mengering di Perumahan Citra Garden Extension 1, Kalideres, Jakarta Barat. Keempat korban bernama Rudyanto Gunawan (71) yang merupakan kepala rumah tangga.
Lalu, istrinya Renny Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian (42), serta kerabat Rudiyanto, yakni Budyanto Gunawan (69). Polisi kemudian menghentikan penyelidikan kasus tewasnya satu keluarga tersebut.
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan berdasarkan penyelidikan yang dilakukan penyidik bersama tim ahli, tidak ditemukan unsur pidana dalam kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres.
"Hasil penyelidikan kami, tidak ada peristiwa pidana. Maka, kasus ini ke depan akan kami hentikan penyelidikannya," jelasnya.(OL-11)
KEBAKARAN melanda sebuah rumah di Sunter Jaya, Jakarta Utara (Jakut), pada Minggu (27/8) dini hari hingga mengakibatkan tiga orang atau satu keluarga meninggal dunia.
Polisi mengatakan penemuan mayat ibu dan anak di Cinere, Depok, Jawa Barat, hampir sama dengan kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
POLRES Metro Depok mengolah tempat kejadian perkara (TKP) atas peristiwa penemuan ibu dan anak yang meninggal dalam kondisi kerangka di Cinere, Depok, Jawa Barat.
POLDA Metro Jaya menyatakan adanya temuan berupa sebuah pesan terakhir di rumah ditemukannya mayat ibu dan anak kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat.
POLDA Metro Jaya menemukan adanya senter dan dupa didekat mayat ibu GAH 64, dan anak DAW 36 di yang ditemukan tewas di Cinere, Depok.
Meledaknya tabung gas mengakibatkan sembilan orang menjadi korban. Dua orang meninggal dunia dan tujuh orang lainnya mengalami luka-luka.
Langkah tersebut, lanjut Anam, perlu dilakukan demi menjamin penyelenggaraan pertandingan sepak bola Tanah Air yang aman.
Sebelumnya, pihak kepolisian telah mengamankan sejumlah terduga pelaku. Insiden di kawasan Tangerang itu terjadi setelah laga Persis Solo melawan Persita Tangerang.
Bawaslu Provinsi Lampung menyatakan tiga pelanggaran pilkada pada tahapan kampanye Pilkada Serentak 2024 sudah naik ke tahap penyidikan.
Roy Suryo diketahui melaporkan tiga pengunggah pertama meme Candi Borobudur yang disertai editan wajah mirip Presiden Joko Widodo.
Polri meminta seluruh pihak untuk bersabar menunggu hasil penyelidikan. Sebab, tim khusus bentukan Kapolri membutuhkan waktu dan ketelitian untuk mengusut penyebab tewasnya Brigadir J.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved