Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
AHLI epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman mewanti-wanti agar DKI Jakarta tetap melakukan pengetatan pembatasan sosial. Hal itu lantaran puncak lonjakan kasus omikron belum dipastikan sudah terlewati.
Pernyataan ini sekaligus merespons isu adanya indikasi puncak gelombang omikron sudah dilalui.
“Menurut saya masih terlalu dini untuk menyimpulkan DKI sudah sampai puncak mengingat cakupan testing dan tracing saat ini jauh lebih menantang sulitnya dari gelombang Delta,” kata Dicky kepada Media Indonesia, Senin (14/2).
Kesulitan dalam mendeteksi ini, sambungnya, karena mayoritas masyarakat yang terpapar itu tidak bergejala. Selain itu, tren kasus di kelompok berisiko cenderung masih ada potensi untuk meningkat.
Adapun terkait angka kematian sebagai indikator telat (lagging indicator) disebutnya akan timbul terlambat. Kemudian, cenderung baru mulai terlihat di empat pekan pascakasus pertama terdeteksi. “Dan ini (angka kematian) bisa bertahan 2 atau 3 pekan pasca puncak terlewati."
Oleh karena itu, ia meminta Pemprov DKI Jakarta untuk tetap menerapkan PPKM level 3. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai payung penguatan respon 3T, 5M, dan vaksinasi.
“Juga agar semua pihak waspada. Selain itu, potensi periode puncak yang dapat membebani faskes belum bisa kita abaikan,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia mencatat jumlah kasus aktif di Jakarta per Minggu (13/2) turun sejumlah 4.921 kasus sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 73.502 (orang yang masih dirawat/isolasi).
Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga mencatat telah dilakukan tes PCR sebanyak 77.427 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 57.063 orang dites PCR per 13 Februari untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 10.172 positif dan 46.891 negatif.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 22,4%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,8%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%. (J-2)
Sembilan Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara masih terendam banjir hingga Rabu (9/7) pagi. Ketinggian air bervairasi, mulai 30 centimeter (cm) hingga satu meter.
Sebanyak 35 rukun tetangga (RT) di DKI Jakarta masih dilanda banjir hingga Selasa (8/7) pukul 05.00 WIB. Banjir Jakarta terjadi karena hujan yang intens dan pasang air laut maksimum sejak Senin.
Pendaftaran peserta telah dibuka sejak Kamis (5/6) dan akan berakhir pada Jumat (4/7). Lalu peserta hadir audisi offline pada Sabtu (5/7).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat hingga pukul 06.00 WIB, sebanyak 109 rukun tetangga (RT) di Jakarta masih baniir.
Acara ini menampilkan pertunjukan kolosal budaya pencak silat dan tarian tradisional Betawi oleh lebih dari 5 ribu pesilat dan 2 ribu penari dari berbagai padepokan dan sanggar di DKI Jakarta
Pakar mengatakan perbaikan arus lalu lintas di Jakarta bisa dilakukan tanpa harus menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk sistem baru.
Epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security, Dicky Budiman, mengatakan bahwa sebetulnya hal tersebut tidak mengagetkan karena covid-19 kini sudah menjadi endemi.
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran pada 28 Mei lalu mengenai kewaspadaan lonjakan covid-19.
Cuaca yang lebih hangat dan basah (kelembaban tinggi) serta perubahan iklim diduga berkontribusi terhadap penyebaran dan perluasan demam berdarah.
MASALAH utama menghadapi covid-19 kali ini yakni meningkatkan kesadaran masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan membiasakan protokol kesehatan (prokes) kembali.
EPIDEMIOLOG Gilbert Simanjuntak mengatakan penyakit cacar monyet atau monkeypox bukanlah penyakit baru, termasuk di Indonesia karena itu mitigasinya tak mendesak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved