Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
SELAMA ini orang hanya berpikir bahwa Bantargebang tempat pembuangan sampah. Padahal di sana juga banyak bermukim masyarakat, termasuk keluarga pemulung.
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, mereka pun berhak mendapat pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Berangkat dari situ, karena tidak mau anak-anak yatim di kawasan tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) terlantar, pemuda bernama Saung Galing (28) membangun Pondok Pesantren (ponpes) untuk menampung mereka. Ponpes itu bernama Nurjadiid terletak di Kampung Ciketing, RT003/RW 003, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Baca juga: PT Pembangkitan Jawa Bali Bantu Pesantren Terdampak Pandemi
Pembangunan pesantren itu sebenarnya sudah dilakukan sejak 2010, tetapi sampai 2021 tak kunjung selesai. Tidak ada donatur yang membantu. Semua biaya pembangunan mengandalkan hasil kerja keras Saung Galing sebagai kuli bangunan dan pemulung. Kelanjutan pembangunan masih membutuhkan bantuan uang sebesar Rp150 juta.
"Alhamdulillah syukur kepada Allah SWT. Pekerjaan saya kuli bangunan kadang mulung. Sekarang ini kalau untuk tenaga kami sekeluarga yang mengerjakan sendiri, kendalanya cuman hanya biaya. Semuanya ini kami lakukan demi masa depan adik-adik di sini, semoga mereka kelak nanti menjadi yang lebih baik tidak memulung lagi," kata Saung Galing, Jumat (12/11).
Menurut dia. bantuan uang itu bakal digunakan untuk mengokohkan pagar yang rapuh, membenahi kamar para santri, membeli matras, bantal, lemari, membangun dapur, serta membeli sejumlah perlengkapan belajar maupun kebutuhan sehari-hari para anak yatim.
Ia berharap, dengan keberadaan pesantren itu akan menambah jumlah dan pilihan warga sekitar Bantargebang yang ingin belajar di pondok pesantren.
"Kami memang sangat membutuhkan pesantren buat adik-adik di sini. Habis kalau bukan kita yang berjuang untuk mereka siapa lagi? Tujuan saya hanya satu, yakni mengajarkan agama, sehingga walau mereka kerap disebut sebagai anak-anak di tempat sampah, tetapi kelak akan menjadi orang yang bermamfaatn," kata mantan anak punk itu.
Saat ini, inilah.com bersama kitabisa.com sedang melakukan penggalang dana untuk mewujudkan pembangunan Ponpes Nurjadiid yang artinya Cahaya Baru di tengah gunung-gunung sampah. Diharapkan kawan-kawan para donatur ikut membantu menyebarkan semangat kebaikan ini demi membantu Saung Galing Sang Pemulung membangun rumah dan masa depan anak-anak yatim di Bantargebang. Bantuan dapat disalurkan melalui https://kitabisa.com/campaign/bantusaunggaling.
Untuk diketahui saat ini anak-anak yatim di Pesantren Nurjadiid tinggal seadanya. Mereka tidur di atas tikar bekas tanpa bantal, dan kadang terkana tetes air hujan yang masuk lewat celah-celah atap. Mata mereka juga kadang terkena serbuk campuran semen dan pasir akibat dinding tembok masih kasar.
Sementara itu, pagar di balkon lantai dua hanya menggunakan bambu sebagai tiang penyanggah sehingga sangat berisiko jatuh. Selama ini tidak ada donatur yang rutin menopang pondok Pesantren Nurjadiid. Sehingga setiap hari para santri secara bergantian memulung di sekitar tempat pembuangan sampah.
Barang-barang bekas yang dipungut dijual ke lapak. Hasilnya digunakan untuk menopang biaya konsumsi sehari-hari. Dapur yang digunakan untuk memasak juga masih gubuk kini sudah reyot termakan usia. Sering bocor jika hujan turun.
Melalui kolaborasi tersebut dan bantuan masyarakat diharapkan bisa mewujudkan pembangunan Ponpes Nurhajadiid. Dengan begitu ke depan anak-anak yatim piatu itu bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak bangsa lainnya. (RO/A-1)
Keberlanjutan bisnis harus berjalan beriringan dengan kontribusi terhadap masyarakat, dan pendidikan adalah akar dari perubahan yang berkelanjutan.
sebuah program dari Flip yang mengajak masyarakat membaca Al-Qur’an sambil berdonasi untuk guru ngaji.
Kegiatan yang dilakukan antara lain pogram donasi ke berbagai lapisan masyarakat, distribusi bantuan ke wilayah terdampak bencana, dan pengelolaan limbah logistik.
YAYASAN Belas Kasih meluncurkan aplikasi Belas Kasih pada Jumat (9/5). Aplikasi ini untuk memudahkan donasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, serta wujud transparansi dana
Ramadan tahun ini, MamaSuka bersama Yayasan Kitabisa.com menggelar gerakan sosial yakni menyalurkan makanan berbuka puasa kepada masyarakat yang membutuhkan.
BAZNAS RI bekerja sama dengan MUI menggelar Safari Ramadhan Membasuh Luka Palestina 2025, yang berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp2,17 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved