Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Angkut 10 Jenazah Per Hari, Sopir Ambulan: Sampai Kapan Begini?

Selamat Saragih
15/7/2021 16:09
Angkut 10 Jenazah Per Hari, Sopir Ambulan: Sampai Kapan Begini?
Pemakaman jenazah yang meninggal karena covid-19( ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

PENYEBARAN Covid-19 di Indonesia, terutama di DKI Jakarta, semakin tidak terkendali. Pemerintah telah menerapkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali mulai 3-20 Juli 2021. Tapi faktanya, PPKM darurat belum bisa mengerem laju penyebaran Covid-19.

Terbukti angka kasus harian Covid-19 di Ibu Kota konsisten berada di atas 10.000 kasus dalam sepekan terakhir dan kematian akibat Covid-19 juga tetap tinggi.

Banyaknya angka kematian pasien Covid-19 di Jakarta dirasakan langsung para sopir ambulans Pemprov DKI, Burhanudin dan kawan-kawannya.

Burhanudin dan teman-temannya sebagai sopir ambulan pembawa jenazah korban Covid-19, di Jakarta, Kamis (15/7), dia mengaku membawa 10 jenazah pasien Covid-19 setiap hari.

Jumlah itu naik dua kali lipat dibanding sebelum terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

"Kalau sebelum kenaikan kasus bisa membawa 4-5 jenazah pasien Covid-19. Kalau sekarang bisa mencapai 10 jenazah pasien Covid-19, satu rumah sakit bisa 10 jenazah per hari," ungkap Burhanudin.

Baca juga: Pemerintah Segera Tentukan Nasib PPKM Darurat

Ambulan juga sering antre menuju tempat pemakaman umum (TPU), salah satunya terjadi di TPU Rorotan.

"Pertama, TPU Rorotan buka enggak gini (antre memakamkan jenazah), cuma saat ini, makin antre," ujar Burhanudin.

Dia dan kawan-kawannya menyadari kondisi Jakarta yang semakin parah dan tidak terkendali. Namun, masih banyak warga yang mengabaikan protokol kesehatan (prokes).

"Kondisinya semakin parah, semakin parah dalam arti kata, semakin banyak orang enggak bisa memenuhi protokol kesehatan, tentu semakin banyak pula yang kita bawa ke pemakaman," kritik Burhanudin.

"Kita semakin terpuruk melihat kondisi Jakarta yang bukan makin berangsur pulih membaik, malah semakin banyak angka kematian. Kami prihatin nggak tahu sampai kapan Jakarta seperti begini," ujarnya terlihat wajahnya sedih dan tertunduk. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya