Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ANGGOTA DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Mujiyono menyarankan agar penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Jakarta ditunda terlebih dahulu. Penundaan itu dilakukan hingga vaksinasi covid-19 untuk anak usia 12-18 tahun dipastikan ada.
“Tunda penerapan PTM pada Juli 2021 sampai dapat dilaksanakan vaksinasi untuk anak usia 12-18 tahun, seperti yang mulai dilaksanakan di Amerika Serikat,” kata Mujiyono.
Sebelumnya, kegiatan uji coba PTM di Jakarta kembali ditunda. Hal tersebut dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan kasus covid-19 secara signifikan, berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Baca juga: Kasus Covid-19 pada Anak Naik, DKI Perlu Ketatkan Mobilitas Orang Tua
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana menyatakan, secara teknis, kegiatan blended learning akan dihentikan sementara. Sebagai gantinya akan dilakukan pembelajaran yang secara keseluruhan dilakukan di rumah/daring.
"Untuk mencegah terjadinya penularan covid-19 di lingkungan Satuan Pendidikan, kegiatan pembelajaran akan dilakukan secara daring atau belajar dari rumah, sampai ada keputusan lebih lanjut," ujar Nahdiana.
Penundaan ini pun sejalan dengan keinginan anggota dewan di Jakarta. Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta Achmad Yani meminta Pemprov DKI menunda uji coba PTM yang rencananya dilakukan Juli mendatang.
Pria yang akrab disapa Bang Yani itu melanjutkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah mengeluarkan Keputusan Gubernur (Kepgub) nomor 759 tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro.
Di Kepgub tersebut diterangkan, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan secara daring/online pada zona kuning dan zona oranye meskipun masih diperbolehkan tatap muka sesuai pengaturan teknis dari Kemenristekdikti, terlebih untuk zona merah, harus dilakukan daring/online.
“Di ibu kota sudah tidak ada zona hijau yang betul-betul hijau. Maka dari itu, agar tidak terjadi penyesalan dengan banyaknya angka aktif dan kematian, sangat bijak jika semua ditunda, apapun zonanya,” kata Yani.
Choirun Nisa, salah satu orangtua murid, yang anaknya bersekolah di salah satu sekolah di Jakarta Barat, mengaku berat mendengar keputusan tersebut.
Pasalnya, ia sudah melihat kejenuhan tingkat tinggi dari anaknya yang belajar di rumah. Sementara, dari sisi orangtua juga kewalahan jika harus terus memantau belajar anaknya di rumah.
Namun, Anis, sapaan akrabnya, menyadari situasi saat ini sedang lonjakan tinggi kasus covid-19. Sehingga ia menyerahkan keputusannya kepada Pemprov DKI Jakarta.
“Sebenarnya saya menunggu sekolah anak saya bisa mengikuti uji coba PTM tahap kedua. Karena anak-anak saya sudah lelah belajar di rumah. Tapi kasus juga lagi tinggi, jadi saya pasrah saja sama keputusan pemerintah,” ungkapnya. (OL-1)
Bunda, sedang bersiap menyekolahkan si kecil? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan agar anak mendapatkan pendidikan terbaik untuk mengoptimalkan potensi mereka.
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Hari terakhir di sekolah bisa membawa kesedihan bagi anak. Mereka harus berpisah dengan guru dan teman-teman akan memberikan tantangan emosional.
Psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Fabiola Priscilla memberikan beberapa tips untuk mengatasi tekanan menjelang hari pertama anak kembali bersekolah
Sedang memilih sekolah untuk si kecil? Idealnya, lokasinya jangan terlalu jauh dari rumah untuk mencegah kelelahan anak maupun orang tua.
Sekolah perlu memberikan wadah seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan Hasbiallah Ilyas mendukung pembukaan sekolah tatap muka di zona hijau covid-19.
"Karena memang kita tak ingin sekolah jadi klaster baru sebagaimana di negara-negara lain yang dirasa aman," ungkap Ariza
PEMPROV DKI Jakarta belum bisa memastikan kapan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dibuka kembali.
Pemprov DKI Jakarta akan melakukan kajian dan membahasnya dengan lintas SKPD.
Anies mengatakan belum bisa memastikan kegiatan tatap muka sekolah kapan bisa dilaksanakan karena harus melihat dulu perkembangan pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).
Menurutnya, jenjang-jenjang yang lebih rendah nantinya akan secara bertahap dibuka setelah ada keputusan yang lebih lanjut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved