Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KOMUNITAS pesepeda Bike to Work (B2W) meminta agar Pemprov DKI Jakarta menyediakan kawasan khusus bagi sepeda Road Bike dan bukan jalur khusus di jalanan umum seperti saat ini.
Komunitas B2W bersama Koalisi Pejalan Kaki, dan Road Safety Associations (RSA) diketahui memprotes penyediaan jalur khusus Road Bike di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang yang diadakan setiap Sabtu-Minggu pagi karena tidak sesuai standar keselamatan dan diskriminatif.
Ketua Tim Advokasi B2W Indonesia Fahmi Saimima menjelaskan, di Jakarta dan sekitarnya sudah cukup banyak contoh kawasan-kawasan yang diperuntukkan bagi penggiat hobi tertentu. Seperti Pulomas yang menyediakan arena untuk BMX Cross, Velodrome dapat disewa untuk peminat sepeda Track Bike, BMX Flatland tersedia di Satharlan Bike Park Halim Perdana Kusuma, hingga MTB di Taman Kota, Tangerang.
"Semua sesuai dengan jenis genre dan juga fungsinya. Kami mengusulkan kawasan khusus bukan jalan umum. Contoh kawasan Pulau Reklamasi PIK, JIExpo Kemayoran atau Sentul," kata Fahmi saat dikonfirmasi, Jumat (11/6).
Baca juga: Pengguna Road Bike di Sudirman-Thamrin Kian Meningkat
Selain itu, solusi lainnya adalah tetap menggunakan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang namun, bukan hanya Road Bike yang diperbolehkan melintas di sana melainkan juga para pejalan kaki dan pengguna sepeda jenis lainnya.
Ia mencontohkan, kepolisian menggunakan diskresinya untuk mengizinkan Jl Jenderal Sudirman - Jl MH Thamrin menjadi area 'car free day'. Dalam gelaran CFD, bukan hanya pejalan kaki yang boleh menggunakan kawasan itu tetapi juga para pesepeda, penggiat Skateboard, dan alat transportasi lainnya yang dikategorikan sekaligus sebagai hobi tanpa mesin bermotor.
"Peralihan fungsi jalan untuk 'public space', untuk berolahraga semua kalangan, untuk sosialisasi warga. Bisa saja diskresi itu dipakai di JLNT Kampung Melayu, misal dengan cara yang sama 'Reclaim the Street for Public Space'. Nanti tinggal diatur jalan sebelah kanan buat ngebut, jalan yang kiri untuk rekreasi berolahraga publik," tukasnya.(OL-4)
PANDEMI virus korona yang mewabah di Indonesia sejak Maret 2020 lalu malah membuat industri sepeda di dalam negeri menggeliat.
MENGAYUH sepeda bisa menjadi sarana rekreasi yang menyehatkan
Protokol untuk antisipasi penyebaran virus karena olahraga bersepeda makin banyak digemari masyarakat selama masa pandemi virus corona ini.
Penggunaan sepeda di Jakarta meningkat hingga 1.000% jika dibandingkan dengan Oktober 2019.
The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) penggunaan sepeda meningkat 10 kali lipat
Selain mengimbau warganya untuk berolahraga dengan berjalan kaki, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menyerukan agar warganya mau bersepeda atau gowes saat menjalankan aktifitas.
TIDAK seperti di Negara Singapura atau Malaysia, bersepeda di Jakarta masih belum ramah untuk pengayuh sepeda.
Anies mencoba fase pertama sepanjang 25 km, berikutnya akan ada penambahan di fase dua dan tiga
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, jika terdapat pelanggaran rambu akan dikenakan denda Rp500 ribu.
Dalam melakukan uji coba penambahan jalur sepeda, terlihat pengemudi motor menerobos jalur di Jalan Pramuka dan Matraman.
Kepala Dinas Hubungan DKI, Syafrin Liputo mengatakan tombol tersebut seperti pelican crossing ketika dipencet akan memberi lampu merah dan mempersilahkan pejalan kaki untuk menyeberang.
Selain sanksi derek dengan denda Rp500 ribu per hari, setiap kendaraan bermotor yang melintas di jalur sepeda juga akan dikenakan denda tilang Rp500 ribu. Tilang akan dilakukan kepolisian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved