Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
UPAYA meminimalisir banjir di ibu kota maka sungai-sungai di Jakarta harus sesegera mungkin dikembalikan kondisinya atau dinormalisasi secara serentak. Tak bisa ditawar lagi. Dibutuhkan keberanian untuk merelokasi warga yang tinggal di bantaran kali. Demikian kata Ahli Sumber Daya Air dari Universitas Indonesia, Toha Saleh,
“Yang harus dilakukan sekarang adalah mengeksekusi perelokasian warga di bantaran sungai. DKI punya banyak orang pintar yang ahli dalam pengendalian dan pengelolaan banjir. Tapi yang penting eksekusinya,” ujar Toha, di Jakarta, Kamis (25/2).
Dosen Fakultas Teknik UI ini menambahkan, beberapa waktu lalu dia sempat bertukar pikiran dengan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, soal banjir Jakarta.
“Dari obrolan itu, bisa disimpulkan perlu keberanian dari pemprov untuk tak memberikan kompensasi kepada warga yang tinggal di bantaran sungai tak ber-KTP DKI Jakarta. Sementara buat mereka yang memiliki KTP DKI Jakarta, harus diberikan kompensasi,” ujarnya.
“Bentuk kompensasi itu bisa bermacam-macam, misalnya memberikan hunian yang layak berupa rusunami atau rusunawa di sekitaran Jakarta, seperti yang pernah dilakukan oleh Ahok. Yang tak kalah penting, mereka juga harus diberikan lapangan pekerjaan. Karena yang selama ini terjadi, mereka mengeluh karena di tempat baru tak memiliki pekerjaan,” jelasnya.
Dia juga menjabarkan, selain melebarkan kali sekaligus merelokasi warganya, Pemprov DKI juga harus melanjutkan proyek sodetan yang sekarang ini terbengkalai. “Kalau mau, pelebaran sungai dikerjakan bersamaan dengan meneruskan sodetan yang terbengkalai. Kalau sodetan dibiarkan, akan terus menjadi masalah.”
Sementara itu nasib pembangunan sodetan Kali Ciliwung di Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara yang menuju ke Kanal Banjir Timur (KBT) masih belum pasti.
Meski Pemprov DKI dan Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) pada tahun 2019 sudah mencabut kasasi mereka terhadap warga, proyek belum dapat berjalan, karena sejumlah warga belum setuju dengan nominal ganti rugi atas rumah mereka yang teedampak proyek.
“Kalau mau, pelebaran sungai dikerjakan bersamaan dengan meneruskan sodetan yang terbengkalai. Kalau sodetan dibiarkan, akan terus menjadi masalah.”
Dana 10 Triliun
Ketika ditanya berapa besar anggaran yang harus disiapkan Pengprov DKI untuk keperluan pelebaran sungai sekaligus merelokasi warga bantaran kali yang terdampak? Toha memperkirakan sekitar Rp10 triliun. “Kira-kira 10 triliun lah. Itu juga masih belum cukup. Yang penting, pelebaran dilakukan serentak. Memang, tak segampang membujuk warga bantaran kali yang terdampak untuk pindah, karena mereka sudah pintar. Mereka tau harga pasaran tanah, dll,” sergahnya seraya tertawa ringan.
Dia juga mengusulkan, untuk mencegah banjir yang sering terjadi di sekitar lingkungan perumahan atau komplek, pengembang atau developer wajib menata kawasannya. “Jangan hanya perumahan dan komplek saja yang dibuat konsep agar tak kebanjiran. Pengembang juga wajib menata kawasannya, sehingga tak merugikan warga yang tinggal di sekitar perumahan atau komplek tersebut.” (OL-13)
Wibi mengimbau kepada seluruh warga yang nantinya memanfaatkan CFN agar tertib dan menjaga lingkungan saat kegiatan berlangsung.
Sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan kualitas hidup masyarakat DKI Jakarta.
JFF 2025 juga menjadi tonggak menuju perayaan 500 tahun Jakarta, sekaligus bagian dari upaya mewujudkan salah satu dari 20 kota global terdepan.
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengevakuasi seorang anak yang diduga disiksa oleh orangtuanya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Rabu (11/6).
Kurban Fest 2025 merupakan bagian dari rangkaian program distribusi kurban yang digelar Baznas (Bazis) DKI Jakarta.
Ide tersebut muncul karena melihat ada warga yang kurang mampu perlu membayar biaya steril di Puskeswan Ragunan, Jakarta Selatan.
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Arus lalu lintas di depan pabrik Polytron, tepatnya dari arah Semarang menuju Demak, sudah relatif lancar, tidak tersendat seperti hari-hari sebelumnya.
Banjir rob tidak hanya mengganggu aktivitas masyarakat, tetapi juga merusak infrastruktur, mengancam kesehatan, dan berdampak pada perekonomian lokal.
Hujan deras dengan interval waktu yang cukup lama selalu mengakibatkan banjir hingga ke permukiman warga.
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung mengakui kemacetan di Jakarta bisa bertambah parah akibat adanya kejadian khusus, seperti iring-iringan tamu negara
Penyebab utama dari bencana ini adalah tingginya curah hujan yang berlangsung cukup lama sejak sore hingga malam hari, dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 1 - 1,5 meter.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved