Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
ARNETA Fauzia, 39, bersama tiga anaknya, Zurisya Zuar Zai, 8, Umbu Kristin Zai, 2, dan Faou Nontius Zai, 6 bulan, seharusnya tidak menjadi korban insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Arneta seharusnya bertolak dari Jakarta ke Pontianak menggunakan pesawat maskapai Nam Air.
Suami Arneta, Yaman Zai, memastikan tiket virtual dengan logo maskapai Nam Air yang ia simpan di gawainya berisikan daftar nama istrinya dan tiga anaknya. Arneta sempat memberikan kabar bahwa jadwal keberangkatannya tertunda.
Seharusnya, Arneta berangkat pukul 07.00 WIB. Lalu, penerbanganya dialihkan ke maskapai Sriwjaya Air. Ia enggan menanyakan perihal perpindahan itu dan memilih berdoa untuk keselamatan istri dan anak-anaknya.
Baca juga: Menhub Minta Pencairan Kompensasi untuk Keluarga SJ-182 Dikebut
Zai kemudian kembali mendapatkan kabar dari istrinya bahwa ia sudah berada di dalam pesawat dan hendak lepas landas pada pukul 13.25 WIB. Ia mempekirakan jarak tempuh Jakarta-Pontianak selama kurang lebih satu jam.
"Saya tunggu (di Bandara Supadio Pontianak). Saya pikir sudah satu jaman lebih, saya telepon tidak nyambung hpnya. Saya tunggu-tunggu lagi sampe dua jam, saya sudah gelisah," ujar Zai di Rumah Sakit (RS) Polri, Selasa (12/1).
Ia pun beranjak dari kursi ruang tunggu untuk mencari kepastiam waktu jadwal keberangkatan pesawat dari Jakarta. Tertera di papan informasi digital pesawat yang membawa istri dan buah hatinya sudah lepas landas sejak pukul 13.25 WIB.
"Tapi pihak di sana itu, di Bandara Supadio, bilang belum dapat informasi juga dari Jakarta jadi mohon ditunggu saja," tuturnya.
Ia terpaksa bersabar dengan perasaan yang gundah gulana. Pada pukul 18.00 WIB, ia mendapat informasi dari sesama keluarga penumpang bahwa terjadi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Dari pihak maskapai juga belum beri kepastian hanya sampai malam sekitar jam 20.00 WIB atau jam 19.00 WIB baru dikumpulin di gedung serba guna depan bandara bahwa pesawat Sriwijata itu terjadi kecelakaan," tuturnya.
Zai tidak kuat menahan rasa duka yang mendalam akan kehilangan sang istri dan tiga buah hatinya. Raut kesedihan pun masih terlihat saat ia menceritakan dukannya kepada media.
Kedua matanya tampak berkaca-kaca dengan warna kemerahan. Seakan ia harus tegar untuk menghadapi musibah ini.
Kini, ia pasrah menunggu hasil Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk mengidentifikasi istri dan anak-anaknya. Sejumlah dokumen antemortem telah ia serahkan untuk membantu proses identifikasi. (OL-1)
FANDY Lie (FL), adik bos Sriwijaya Air Hendry Lie segera diadili dalam kasus tindak pidana korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah.
KEJAKSAAN Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) menyampaikan pihaknya belum dapat memanggil bos Sriwijaya Air atau tersangka dari kasus korupsi timah, Hendry Lie alias HL
Permasalahan yang dimaksud yaitu perubahan thrust lever (tuas dorong) sebal kiri menjelang ketinggian 11 ribu kaki.
Nurcahyo mengaku pihaknya tak mengetahui penyebab suara pilot tak terekam. Diduga, pilot tidak menggunakan headset atau perangkat komunikasi selama mengudara.
“Bahwa benar adanya akun Instagram Sriwijaya Air telah diretas, dan kini kami berupaya secepatnya agar akun tersebut pulih seperti sediakala."
Pihaknya mengharapkan penyesuaian tarif tiket tersebut dapat membantu meringankan beban biaya operasional penerbangan yang tinggi sebagai imbas naiknya harga avtur.
KNKT pun telah mendirikan posko pencarian SJ-182 di Pulau Lancang. Posko itu dibangun guna memudahkan pencarian memori CVR pesawat SJ-182.
Menurut Menhub, sisanya akan dibayar karena saat ini ada yang terkendala persoalan dengan ahli waris.
Jokowi juga meminta agar pnyelesaikan pemberian santuan dapat disalurkan kepada seluruh korban.
Kedua korban itu merupakan anak-anak, yakni Zurisya Zuar Zai (8 tahun) dan Umbu Kristin Zai (2 tahun)
MESKIPUN dikatakan baik-baik saja, sesungguhnya standar keselamatan penerbangan Indonesia memerlukan inspeksi mendalam.
Sebelumnya, tim DVI telah mengidentifikasi 17 jenazah korban
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved