Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ARNETA Fauzia, 39, bersama tiga anaknya, Zurisya Zuar Zai, 8, Umbu Kristin Zai, 2, dan Faou Nontius Zai, 6 bulan, seharusnya tidak menjadi korban insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Arneta seharusnya bertolak dari Jakarta ke Pontianak menggunakan pesawat maskapai Nam Air.
Suami Arneta, Yaman Zai, memastikan tiket virtual dengan logo maskapai Nam Air yang ia simpan di gawainya berisikan daftar nama istrinya dan tiga anaknya. Arneta sempat memberikan kabar bahwa jadwal keberangkatannya tertunda.
Seharusnya, Arneta berangkat pukul 07.00 WIB. Lalu, penerbanganya dialihkan ke maskapai Sriwjaya Air. Ia enggan menanyakan perihal perpindahan itu dan memilih berdoa untuk keselamatan istri dan anak-anaknya.
Baca juga: Menhub Minta Pencairan Kompensasi untuk Keluarga SJ-182 Dikebut
Zai kemudian kembali mendapatkan kabar dari istrinya bahwa ia sudah berada di dalam pesawat dan hendak lepas landas pada pukul 13.25 WIB. Ia mempekirakan jarak tempuh Jakarta-Pontianak selama kurang lebih satu jam.
"Saya tunggu (di Bandara Supadio Pontianak). Saya pikir sudah satu jaman lebih, saya telepon tidak nyambung hpnya. Saya tunggu-tunggu lagi sampe dua jam, saya sudah gelisah," ujar Zai di Rumah Sakit (RS) Polri, Selasa (12/1).
Ia pun beranjak dari kursi ruang tunggu untuk mencari kepastiam waktu jadwal keberangkatan pesawat dari Jakarta. Tertera di papan informasi digital pesawat yang membawa istri dan buah hatinya sudah lepas landas sejak pukul 13.25 WIB.
"Tapi pihak di sana itu, di Bandara Supadio, bilang belum dapat informasi juga dari Jakarta jadi mohon ditunggu saja," tuturnya.
Ia terpaksa bersabar dengan perasaan yang gundah gulana. Pada pukul 18.00 WIB, ia mendapat informasi dari sesama keluarga penumpang bahwa terjadi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Dari pihak maskapai juga belum beri kepastian hanya sampai malam sekitar jam 20.00 WIB atau jam 19.00 WIB baru dikumpulin di gedung serba guna depan bandara bahwa pesawat Sriwijata itu terjadi kecelakaan," tuturnya.
Zai tidak kuat menahan rasa duka yang mendalam akan kehilangan sang istri dan tiga buah hatinya. Raut kesedihan pun masih terlihat saat ia menceritakan dukannya kepada media.
Kedua matanya tampak berkaca-kaca dengan warna kemerahan. Seakan ia harus tegar untuk menghadapi musibah ini.
Kini, ia pasrah menunggu hasil Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk mengidentifikasi istri dan anak-anaknya. Sejumlah dokumen antemortem telah ia serahkan untuk membantu proses identifikasi. (OL-1)
Posisi pesawat SJ182 setelah hilang kontak berada di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, dengan maksimal kedalaman sekitar 20 meter-23 meter.
Ada informasi dari nelayan terdengar suara ledakan di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Polisi masih memastikan kebenaran informasi tersebut.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengerahkan tujuh kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) untuk membantu pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Seluruh kapal telah bergerak menuju lokasi yang disinyalir menjadi titik koordinat terakhir SJ-182.
Satu posko di Terminal 2D Kedatangan Bandara Soekarno-Hatta, satu Bandar Udara Supadio, Pontianak, dan satu lagi di kantor pusat Sriwijaya Air.
PMI telah menyiapkan 100 relawan untuk membantu evakuasi korban pesawat Sriwijaya Air kode penerbangan SJ182 yang hilang kontak, Sabtu (9/1) sore.
SIANG itu, saat pertama kali mendengar pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak, keluarga besar kopilot Diego Mamahit sempat merasa lega
Operasi pencarian dan pertolongan kecelakaan SJ-182 melibatkan sekitar 2.600 personel dari unsur-unsur SAR.
Pencairan dana diminta tidak dipersulit. Pemerintah tidak ingin masalah keluarga korban bertambah.
"Terpaksa karena cuaca buruk ekstrem, tinggi gelombang 2,5 meter."
Dalam satuan kecepatan, 1 knot sama dengan 1.852 kilometer per jam. Dengan kata lain, 50 knot sama dengan 92.600 kilometer per jam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved