Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Rinaldi Wismanu Diperas sebelum Dibunuh

Rahmatul Fajri
19/9/2020 03:15
Rinaldi Wismanu Diperas sebelum Dibunuh
Rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi jasad di Kalibata City, Jakarta Selatan.(Medcom.id/Siti Yona Hukmana)

PENYIDIK Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi kasus mutilasi yang menimpa Rinaldi Harley Wismanu, 32. Kegiatan itu juga menghadirkan Laeli Atik Supriyatin, 27, dan Djumadil Al Fajri, 26, pasangan kekasih yang merupakan pelaku pembunuhan.

Rekonstruksi untuk mencocokkan keterangan pelaku dan saksi digelar di empat lokasi, yaitu tempat pertemuan korban dan Laeli pada Rabu (9/9), Apartemen Pasar Baru Mansion tempat korban dieksekusi, Lantai 16 Apartemen Kalibata City, dan Perumah an Permata Cimanggis, Depok.

“Tersangka DAF memeras korban karena memergoki istrinya berhubungan sehingga memeras untuk meminta uang,” kata salah satu penyidik saat rekonstruksi di Apartemen Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat, kemarin.

Apartemen Pasar Baru Mansion menjadi saksi bisu pembunuhan hingga mutilasi pegawai perusahaan kontraktor PT Jaya Obayashi itu. Laeli berkenalan dengan Rinaldi melalui aplikasi Tinder dan mengajak bertemu di apartemen yang di dalamnya Djumadil sudah bersembunyi di kamar mandi.

“Korban dan tersangka LAS tiba di kamar dan langsung berhubunga n badan. Pada saat berhubungan, DAF keluar dari kamar mandi dengan pura-pura kaget istrinya selingkuh dengan pria lain. DAF lalu memukul kepala korban menggunakan batu bata dan menindih dada korban.”

Penyidik mengatakan pelaku memeras korban dengan alasan selingkuh. Korban yang menolak memberikan uang dipukul, kemudian berusaha menyelamatkan diri. Namun, usaha itu kandas. Korban ditikam di punggung dan mulutnya dibekap.

Selanjutnya, kedua pelaku menusuk perut korban delapan kali dengan gunting karena enggan memberitahukan pin ponselnya.

Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menilai kasus mutilasi itu dilakukan para pelaku yang tidak mempunyai riwayat kejahatan. Keduanya kemungkinan mempelajari adegan sadis tersebut dari internet. Selain itu, pelaku juga dapat dengan mudah membuat semua perencanaan, termasuk mencari alat-alat yang hendak digunakan untuk menghabisi nyawa target. (Faj/Dmr/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya