Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) DKI Jakarta Miftah mengatakan tak perlu melibatkan preman dalam mengawasi penerapan protokol covid-19.
Diberitakan sebelumnya, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono ingin merekrut preman untuk membantu aparat keamanan mengawasi penerapan protokol covid-19 di pasar.
Miftah mengatakan imbauan untuk menerapkan protokol covid-19 akan efektif jika melibatkan pedagang secara langsung.
"Saya kira bapak Wakapolri tidak perlu sampai sejauh itu melibatkan preman pasar untuk mengawasi aktivitas warga, terutama di pasar-pasar. Jauh lebih efektif bila pengawasan itu dilakukan oleh paguyuban atau ketua-ketua blok pasar. Keterlibatan pedagang justru yang memperkuat disiplin," kata Miftah melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (12/9).
Selain itu, Miftah berpendapat pelibatan preman di pasar akan membuat pedagang merasa terintimidasi. Ia mengatakan sejauh ini pedagang telah mengalami penurunan omzet yang signifikan sejak pandemi covid-19.
Baca juga: DPRD: Silakan Tutup Jakarta, Asal Kebutuhan Masyarakat Terpenuhi
“Tidak bisa dimungkiri omzet para pedagang memang turun drastis, mereka mencari nafkah untuk keluarga dirumah, tetapi kok malah diawasi preman? Jelas para pedagang pasar akan merasa terintimidasi dengan kehadiran para preman pasar mengawasi aktivitas mereka," kata Miftah.
Lebih lanjut, ia merekomendasikan untuk melibatkan Pramuka atau personel IKAPPI untuk membantu memberikan penyuluhan dan mengingatkan bahaya covid-19. Ia mengatakan cara itu lebih humanis ketimbang ide melibatkan preman yang cenderung justru kurang humanis dan tidak mengayomi para Pedagang.
"Pedagang sudah tertekan. Kami berharap kita semua membantu pedagang agar mampu melewati kondisi berat ini," tutupnya. (OL-14)