Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dishub: Kami Selalu Perhatikan Kapasitas Maksimum 50%

Hilda Julaika
09/9/2020 13:45
 Dishub: Kami Selalu Perhatikan Kapasitas Maksimum 50%
Warga menggunakan masker saat menunggu bus Trans Jakarta di Halte TransJakarta Harmoni, Jakarta Pusat(MI/FRANSISCO CAROLIO HUTAMA GANI)

Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Susilo Dewanto memastikan akan selalu memperhatikan kapsitas maksimum kursi di bus TransJakarta tak lebih dari 50%. Hal ini untuk menjawab pertanyaan masyarakat tentang kerap adanya kerumunan di halte TransJakarta.

Menurut Susilo, pihaknya mengatakan TransJakarta sudah melakukan penambahan armada di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi ini.

“Tentunya ini kami tetap perhatikan kapasitas maksimum 50%. Bahkan sekarang pihak TransJakarta sudah menambah armadanya,” ujarnya dalam diskusi 'Mobilitas Aktif Pasca Pandemi' secara virtual, Rabu (9/9).

Baca juga: Hindari Kerumunan, Transjakarta Tambah Armada Bus Secara Paralel

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta Achmad Izzul Waro mengatakan pihaknya sudah memasang kamera CCTV di 250 halte. Hal ini dilakukan untuk melakukan monitoring terhadap penumpang di masing-masing halte, sehingga bisa memudahkan untuk mengetahui halte mana yang sudah mendekati kapasitas maksimal.

“Ini juga penggunaan kamera untuk deteksi halte ada sekitar 250 halte yang sudah kita pasang CCTV, sehingga memudahkan petugas kita di control room untuk pantau penumpang di masing-masing halte. Ini jadi alat yang sangat membantu kita untuk pantau halte mana yang sudah dekati kapasitas maksimal,” ungkapnya.

Business Process & Development PT TransJakarta, Mohammad Shadiq Helmi mengatakan sejauh ini, untuk load factor penumpang masih terhitung lebih rendah dari armada bus yang telah dikeluarkan. Artinya, menurut Helmi, jumlah bus yang dikeluarkan sejauh ini sudah cukup banyak, tapi okupansi atau keterisian penumpang masih lebih rendah.

"Ini menyusul adanya kebijakan physical distancing yang diberlakukan pemerintah," tutur Helmi.

Secara okupansi, imbuhnya, dibandingkan sebelum PSBB, load factor-nya lebih rendah saat ini versus bus yang kita keluarkan. "Jadi, armada busnya cukup banyak, tapi load factor-nya cukup rendah karena kita menjaga physical distancing dan social distancing yang diberlakukan pemerintah,” pungkasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya