Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Bupati Kepulauan Seribu Minta Warga tidak Khawatir Virus Korona

Yurike Budiman
27/2/2020 10:15
Bupati Kepulauan Seribu Minta Warga tidak Khawatir Virus Korona
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kepada WNI kru kapal World Dream saat menaiki KRI dr Soeharso.(ANTARA/Dispenal)

BUPATI Kepulauan Seribu Husein Murad memastikan 188 WNI yang akan menjalani proses observarsi di Pulau Sebaru Kecil, Kelurahan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara, dinyatakan sehat dan memiliki sertifikat sehat dari pemerintah Hong Kong serta jaminan sehat dari pihak kapal World Dream.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena pemerintah memperhatikan keselamatan seluruh warga negaranya," kata Husein, di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Rabu (26/2).

Menteri Kesehatan Terawan Agus juga telah memastikan 188 WNI tersebut sudah mendapatkan sertifikat bebas Covid-19 dari pemerintah Hong Kong dan tim dokter di kapal.

"Supaya tidak salah pemahaman, 188 WNI ABK World Dream dalam keadan sehat," ujarnya.

Baca juga: ABK Dibersihkan dengan Disinfektan

Husein menambahkan observasi di Pulau Sebaru Kecil merupakan peraturan internasional. Pemulangan ratusan WNI tersebut telah melalui sejumlah tahapan. Peraturannya, para WNI harus diobservasi selama dua minggu, sama seperti yang dilakukan di Natuna, Kepulauan Riau.

"Prosedur harus melalui observasi di tempat yang tersendiri, yaitu Pulau Sebaru Kecil yang ditentukan pemerintah pusat sebagai tempat observasi 188 WNI kapal World Dream," jelas Husein.

Pemerintah memilih Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu Utara sebagai lokasi observasi.

"Pulau Sebaru Kecil dipilih karena pernah menjadi tempat rehabilitasi narkoba dan mempunyai fasilitas yang lengkap untuk tempat selama observasi," tambah Husein.

Di tempat terpisah, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya Yudo Margono, membenarkan observasi dilakukan di sebuah gedung. Berbeda dengan observasi di Natuna, yang dilakukan di hanggar.

"Di sana gedung. Fasilitas gedung eks cottage. Jadi sudah ada ruangan-ruangannya. Sudah kita siapkan dan (fasilitas) sangat memadai," kata Yudo di Kolinlamil Jakarta Utara. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya