Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Darurat Banjir Berakibat Pansus

MI
25/2/2020 00:05
Darurat Banjir Berakibat Pansus
Banjir di Jakarta(ANTARA)

MAYORITAS wakil rakyat Jakarta berpendapat Ibu Kota sudah darurat banjir. Atas dasar tersebut, DPRD DKI sepakat membentuk tim panitia khusus (pansus) banjir.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN Zita Anjani menuturkan seluruh fraksi sepakat membentuk pansus banjir. “Semua anggota lintas fraksi menyuarakan banjir sesuatu yang urgent karena dari bulan Desember terjadi berulang-ulang. Di DKI hujan satu jam saja sudah membuat tergenang dengan ketinggian air 30-40 cm. Banjir hari Minggu (23/2) cukup parah,” papar Zita di Gedung DPRD DKI, Senin (24/2).

Jumlah anggota fraksi pansus banjir merujuk tata tertib. Fraksi dengan perolehan kursi terbanyak mengutus lima orang. Fraksi dengan suara sedang sebanyak dua atau tiga orang, serta satu orang utusan dari fraksi dengan perolehan kursi sedikit.

PKS dan PKB sempat mempertanyakan mengenai mekanisme kerja pansus. PAN juga mempertanyakan apakah pembentukan pansus banjir disepakati seluruh anggota Bamus. Namun, pada akhirnya seluruh fraksi menyepakati pembentukan pansus.

“Saya tekankan pansus jangan jadi ajang politik ya. Di sini warga Jakarta menilai kinerja dewan, kita harus seobjektif mungkin,” tandas putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu.

Pansus dibentuk dengan tujuan membantu Pemprov DKI mencari solusi pencegahan dan penanganan banjir di Ibu Kota. Pansus juga akan mengawasi ketat kinerja Pemprov DKI dalam penanggulangan banjir.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengungkapkan banjir hari Minggu (23/2) di wilayah Menteng, Jakarta Pusat, terhjadi karena saluran mampet.

“Kami menemukan adanya sisa beton pembuangan limbah dari proyek revitalisasi trotoar masuk ke dalam drainase sehingga menghambat aliran air pada saluran,” paparnya.


Saluran tersumbat

Prasetio mengaku dirinya melakukan sidak karena mendapat laporan dari warga bahwa saluran air tersumbat hingga rumahnya terendam banjir.

“Saat tutup bak kontrol kami buka ternyata banyak sisa beton. Pelebaran trotoar bukannya menjadi baik malah merusak. Terbukti fakta di lapangan tutup bak kontrol juga sulit dibuka,” kata Prasetio di DPRD DKI, Senin (24/2).

Politisi PDIP itu berjanji menindaklanjuti temuan itu dalam rapat kerja dewan dengan mitra satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov DKI dalam waktu dekat. “Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta mengatakan bak kontrol semua trotoar bisa dibuka tapi kenyataannya sulit dibuka,” imbuhnya.

Terkait banjir yang mengakibatkan sejumlah peralatan medis RSCM terendam, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan menyatakan karena kapasitas tampung saluran pembuangan terlalu kecil.

“Pipa saluran ke pembuangan terlalu kecil. Jadi sementara kita menempatkan unit portabel untuk membikin rekayasa baru,” kata Satriadi.

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Subejo menyampaikan akibat banjir Minggu (23/2), sebanyak 35 RW masih tergenang di Jakut (26 RW) dan Jaktim (9 RW) ketinggian 70–100 cm. (Ins/Ssr/J-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya