Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
FENOMENA kawin kontrak atau wisata seks 'halal' dipuncak semakin dikenal banyak orang, bukan hanya di Indonesia, kabar keberadaannya pun telah menjadi perbincangan di luar negeri
Namun menurut Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Ferdy Sambo, wisata seks ini bukanlah seutuhnya halal. Pasalnya penyedia kawin kontrak yakni tersangka NN dan OK yang diringkus polisi ini menyediakan pula penghulu dan saksi, namun dalam prosesnya sama sekali tak memenuhi syarat nikah.
"Mereka bukan penghulu dan saksi dari para pihak sebagaimana yang diatur hukum. Bahkan saksi bisa dari sopir yang mengantar mereka (tersangka OR) atau bahkan penyedia laki-laki hidung belang dari Arab (tersangka HS)," kata Ferdy. Setidaknya lanjut Ferdy, telah menjadi saksi kawin kontrak sebanyak 12 kali.
Prostitusi ini menawarkan beberapa paket kawin kontrak dan booking out (short time). Untuk booking out short time yang mana pelanggan berhubungan badan dengan perempuan tersebut dalam waktu 1-3 jam dengan harga sebesar Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu. Sedangkan satu malamnya sebesar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta,
Sementara untuk kawin kontrak dipatok dengan harga Rp 5 juta sampai Rp 10 jta dalam jangka waktu 3 - 7 hari.
Dalam hal berbagi keuntungan. Tersangka NN dan om akan mendapat jatah sebesar 40 persennya sedangkan 60% untuk perempuan. (OL-4)
Beberapa titik sudah mulai dilakukan normalisasi. Meski sifatnya masih dalam rangka penanganan darurat, tetapi spek teknisnya sudah mulai mengarah pada standar normalisasi.
DEWAN Pimpinan Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bogor Utara melantik struktur kepengurusan periode 2025 - 2028 pada Jumat (27/6) di Sekolah Alam Bogor.
Salah satu alasan dilakukannya modifikasi adalah agar titik penaikan dan penurunan penumpang di Kota Bogor berada di satu tempat.
UNIVERSITAS Terbuka (UT) menggelar kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) 2025 di Desa Sukamakmur Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.
Kapolsek Megamendung, AKP Yulita Heriyanti mengatakan bahwa pesta gay tersebut berkedok family gathering. Hal itu diduga untuk mengelabui warga dan petugas.
Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara mengungkapkan, pihaknya menemukan alat kontrasepsi saat penggerebekan pesta gay pada Minggu (22/6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved