Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PSI Minta Kasus Penebangan Pohon di Monas Diaudit

Insi Nantika Jelita
28/1/2020 21:01
PSI Minta Kasus Penebangan Pohon di Monas Diaudit
Revitalisasi Monas yang ikut menebang pohon di Plaza Selatan Monas(MI/Bary Fatahillah)

PARTAI Solidaritas Indonesia (PSI) meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjelaskan pihak yang bertanggung jawab terhadap penebangan ratusan pohon di kawasan Monumen Nasional sebagai bagian proses revitalisasi.

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad menyebutkan, pihak kontraktor menyebut Dinas Kehutanan yang melakukan penebangan. Namun, hingga saat ini belum ada klarifikasi dari Dinas Kehutanan mengenai penebangan pohon di Monas.

Hal itu membuat pertanggungjawaban pengelolaan kayu hasil penebangan pohon pun masih simpang siur.

PSI menyebut ada beberapa jenis pohon yang tumbuh di Monas, salah satunya mahoni yang harganya berkisar Rp3 sampai Rp5 juta rupiah per meter kubik. Jika seandainya kayu-kayu tersebut dijual, PSI menanyakan apakah uangnya masuk ke kas negara atau tidak

Baca juga : Pengerjaan Revitalisasi Monas Dihentikan Sementara

"Jadi, seandainya kayu-kayu tersebut dijual, apakah uangnya masuk ke kas negara ? Ada banyak hal yang masih gelap, oleh karena itu PSI mendesak agar Inspektorat segera melakukan audit tentang pemindahan dan penebangan pohon di Monas," terang Idris dalam keterangan resminya, Jakarta, Selasa (28/1).

Idris juga mempertanyakan soal berita acara pemindahan dan penebangan pohon di kawasan selatan Monas. Pihaknya tidak mengetahui berapa jumlah pohon yang dipindahkan dan berapa yang ditebang.

"Angka yang disampaikan oleh UPT Monas berbeda dengan yang diungkapkan oleh Sekda. Pemprov DKI harus bisa menjelaskan secara gamblang kepada masyarakat,” ucap Idris.

PSI DKI Jakarta menilai Pemprov DKI Jakarta telah menganggap enteng persoalan penebangan ratusan pohon di kawasan selatan Monas. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya