Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Revitalisasi Monas Picu Masalah

Insi Nantika Jelita
21/1/2020 08:40
Revitalisasi Monas Picu Masalah
Suasana pembangunan Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Senin (20/1/2020).(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/ama)

DPRD DKI Jakarta melihat proyek revitalisasi Monas memicu banyak masalah. Sekretaris Komisi B DPRD Pandapotan Sinaga meminta agar proyek revitalisasi tersebut dihentikan.

Salah satu alasan pemberhentian proyek ini ialah proyek yang dilakukan pada awal 2020 menggunakan APBD 2019. “Disetop dulu. Tidak ada pekerjaan anggaran 2019 dikerjakan di 2020,” kata Pandopotan saat meninjau lokasi, kemarin.

Ia pun berang atas jawaban berbelit dari pengelola Monas saat ditanya soal penebangan pohon. Kala itu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit ­Pengawas Kawasan Monas Endrati Fariani melaporkan jumlah pohon yang ditebang sebanyak 191 pohon.

“Bakal dipindahkan kemana Bu? Memangnya pohon besar-besar itu bisa dipindahkan? Enggak bisa,” kata Pandapotan.

Endrati pun tidak bisa menjawab dengan rinci soal penebangan pohon tersebut. Pandapotan mengatakan, jika revitalisasi Monas digunakan seharusnya sudah kelar dalam waktu 50 hari. Kontrak pengerjaan revitalisasi Monas keluar sejak November 2019 lalu.

“Pekerjaannya ini ialah anggaran 2019, dikerjakan 2020. Masa pekerjanya kita cek 50 hari kerja. Saya terkejut, kok dipaksain seperti ini,” kata Pandapotan.

Anggota Komisi B, Gilbert Simanjutak yang ikut sidak juga angkat bicara. “Pohon yang besar, mau sampai kapan pun enggak mungkin ditanam ulang. Pasti ditebang. Mau pakai kamuflase apa pun, pasti ditebang lalu ditanam baru. Apalagi, pohon seperti jacaranda sebesar ini tidak mungkin pindah,” kata Gilbert.

Pandopotan pun merasa kecolongan. “Ini kecolongan lah di depan Balai Kota kita melihat seperti ini. Kita tahu setelah dari (berita) koran tadi ada pemotongan pohon. Ini kan enggak kelihatan dari jalan. Setelah lihat makin curiga, kita makin pertanyakan,” ujar Pandapotan.

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi pun menyayangkan adanya penebangan ­ratusan pohon di kawasan selatan Monas. Ia menegaskan bahwa pihak Gubernur Aniew Baswedan tidak bisa sembarangan lakukan revitalisasi di kawasan Monas. “Cukup aneh bagi saya karena di saat dunia sedang berlomba-lomba melakukan penghijauan, ini kok malah melakukan penebangan. Lagi pula yang saya tahu Monas itu cagar budaya, enggak boleh sembarangan revitalisasi,” ucap Pras.

Ia pun menyebut akan memanggil Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan untuk diminta keterangansoal ini.

MRT tanam pohon

Sementara itu, PT MRT Jakarta menanam 920 pohon sebagai pengganti 92 pohon yang ditebang karena pembangunan Diaphragm Wall (D-Wall) sebagai bagian dari pembangunan gardu listrik bawah tanah di Kawasan Monas.

“Pemotongan dan penanaman kembali area pepohon-an di lokasi pembangunan telah mengikuti prosedur dari dinas terkait, termasuk UPK Monas. Pohon-pohon pengganti juga memiliki spesifikasi tertentu seperti diameter 10cm-15cm, diberi penyangga agar kuat, serta dipelihara (pemupukan dan penyiram-an) selama tiga bulan sejak penanaman,” kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhamad Kamaluddin.

Lokasi penanaman kembali pun ditentukan UPK Monas, yaitu di sisi utara Kawasan Monas sebanyak 232 pohon, sisi timur 147 pohon, sisi selatan 190 pohon, dan sisi barat sebanyak 351 pohon. (Ssr/Put/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya